Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Pemerintah Meksiko mengumumkan rencana menaikkan tarif mobil impor dari China dan negara Asia lainnya hingga 50% dalam overhaul besar-besaran terhadap bea masuk.
Kebijakan ini dimaksudkan untuk melindungi lapangan kerja domestik sekaligus menenangkan Amerika Serikat (AS), menurut para analis.
Baca Juga: Replit Melejit! Startup AI Tembus Valuasi US$3 Miliar
Menteri Ekonomi Marcelo Ebrard menyatakan, kenaikan tarif ini akan berlaku untuk berbagai sektor, termasuk tekstil, baja, dan otomotif, dan berdampak pada impor senilai US$52 miliar.
“Mereka sudah dikenai tarif. Yang akan kami lakukan adalah menaikkannya hingga batas maksimum yang diizinkan,” kata Ebrard pada Rabu (10/9/2025).
Menurut Ebrard, langkah ini sesuai dengan aturan World Trade Organization (WTO) dan bertujuan melindungi pekerjaan di Meksiko karena mobil-mobil China memasuki pasar lokal “di bawah harga acuan.”
Rencana ini masih harus disetujui oleh Kongres, di mana pemerintah memiliki mayoritas signifikan.
Baca Juga: Alibaba Siap Himpun US$3,2 Miliar Lewat Obligasi Konversi untuk Kembangkan Cloud
Tarif ini akan memengaruhi negara yang tidak memiliki perjanjian dagang dengan Meksiko, termasuk China, Korea Selatan, India, Indonesia, Rusia, Thailand, dan Turki.
Totalnya, kebijakan ini akan memengaruhi 8,6% dari seluruh impor Meksiko dan melindungi sekitar 325.000 pekerjaan di sektor industri dan manufaktur.
Selain mobil, pemerintah juga akan memberlakukan tarif 35% untuk baja, mainan, dan sepeda motor. Sektor tekstil akan dikenai bea masuk antara 10% hingga 50%.
Langkah ini muncul di tengah dorongan AS agar negara-negara di Amerika Latin membatasi keterikatan ekonomi dengan China, yang menjadi pesaing pengaruh AS di kawasan.
“AS tidak akan membiarkan China menggunakan Meksiko sebagai pintu belakang,” kata Mariana Campero dari CSIS Americas Program.
Baca Juga: Minyak Sawit Malaysia Makin Kuat, Uni Eropa Akui Sertifikasi MSPO
Selama dekade terakhir, Meksiko telah menggandakan defisit perdagangannya dengan China, mencapai $120 miliar tahun lalu.
Meski sebelumnya Ebrard sempat menentang kenaikan tarif karena dinilai menghambat pertumbuhan ekonomi dan menekan inflasi, analis Banco BASE Gabriela Siller menilai tarif ini kemungkinan justru meningkatkan permintaan mobil China dalam jangka pendek.
Menurut John Price, Managing Director Americas Market Intelligence, Meksiko berupaya menyeimbangkan tekanan AS dengan melindungi kebijakan industrinya.
“Meksiko mencoba menenangkan Amerika, tapi tetap menjaga kebijakan industri yang telah berhasil selama 30 tahun terakhir,” ujarnya.
Pemerintah juga menargetkan tambahan penerimaan US$3,76 miliar dari kenaikan tarif di tahun berikutnya.