kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Geger isu dari Arab Saudi: Rencana IPO Aramco dibatalkan


Kamis, 23 Agustus 2018 / 07:01 WIB
Geger isu dari Arab Saudi: Rencana IPO Aramco dibatalkan
ILUSTRASI. Kilang minyak Saudi Aramco


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - LONDON/RIYADH. Ini kabar teranyar dari rencana initial public offering (IPO) Saudi Aramco. Empat senior dari industri perminyakan membocorkan kepada Reuters, Arab Saudi telah membatalkan rencana pencatatan saham Aramco, baik di pasar saham domestik maupun pasar saham internasional. Nilai IPO Aramco digadang-gadang merupakan yang terbesar di sepanjang sejarah.

Dua sumber juga mengatakan, berkaitan dengan hal itu, penasihat finansial IPO sudah dibubarkan. Kini Arab Saudi lebih fokus untuk mengajukan proposal akuisisi saham strategis perusahaan produsen petrochemical Saudi Basic Industries Corp 2010.

"Keputusan untuk membatalkan IPO sudah diambil beberapa waktu lalu. Namun, tak ada satu pun pihak yang mau mengungkapkannya. Sehingga, pernyataan akan diumumkan bertahap, mulanya menunda baru kemudian dibatalkan," jelas salah satu sumber Saudi yang mengetahui detil masalah ini.

Hingga Reuters menurunkan berita ini, Saudi Aramco tidak segera memberikan respon atas email yang dikirimkan. Pemerintah Saudi juga tidak merespon permohonan adanya pernyataan terkait Aramco di tengah libur panjang perayaan Idul Adha.

Proposal IPO Aramco merupakan bagian utama dari rencana reformasi yang dipimpin oleh Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman, yang bertujuan untuk merestrukturisasi perekonomian kerajaan dan mengurangi ketergantungan Arab Saudi terhadap pendapatan minyak.

Pangeran mengumumkan rencana untuk melego sekitar 5% saham Aramco pada 2016 lewat pencatatan saham di dalam negeri dan internasional. Waktu itu, dia memprediksi, nilai total keseluruhan perusahaan mencapai US$ 2 triliun atau lebih. Sejumlah pengamat pada industri perminyakan juga mempertanyakan apakah valuasi yang sangat tinggi itu realistik atau tidak.

Bursa saham di sejumlah pusat finansial termasuk London, New York dan Hong Kong berlomba-lomba untuk menjadi tempat pilihan penjualan saham Aramco.

Pasukan bankir dan pengacara mulai bersaing keras untuk memenangkan peran penasihat dalam IPO. Karena hal ini dilihat sebagai pintu gerbang ke sejumlah kesepakatan lain yang mereka harapkan akan mengalir dari program privatisasi kerajaan.

Sebelumnya, sumber juga mengatakan kepada Reuters, Bank internasional JPMorgan, Morgan Stanley dan HSBC, akan bertindak sebagai koordinator global. Sementara, bank investasi butik Moelis & Co dan Evercore dipilih sebagai penasehat independen. Adapun firma hukum White & Case sebagai penasehat hukum.

Diprediksi, lebih banyak bank yang akan diumumkan terlibat dalam IPO ini. Akan tetapi tidak ada bookrunners yang ditunjuk secara resmi meskipun sudah banyak bank yang mengikuti proses pitching IPO.

Pengacara, bankir, dan auditor semuanya penting dalam menyusun prospektus. Ini merupakan dokumen formal yang memberikan rincian penting tentang perusahaan.

"Pesan yang diberikan kepada kami adalah bahwa IPO telah dibatalkan untuk masa mendatang," kata salah satu sumber, yang merupakan penasihat keuangan senior.

"Bahkan float lokal di Bursa Efek Tadawul telah ditangguhkan," sumber itu menambahkan.

Dalam laporan keuangan perusahaan yang dirilis pada Agustus 2017 lalu, Menteri Energi Saudi dan Direktur Pimpinan Aramco Khalid Al Falih mengatakan Aramco terus mempersiapkan diri untuk IPO. "IPO merupakan peristiwa penting perusahaan dan dewannya mengantisipasi dengan rasa gembira," kata Al Falih.

Sumber lain juga bilang: "Aramco memiliki anggaran yang digunakan untuk membayar penasihat hingga akhir Juni. Ini belum diperbarui."

Sementara itu, seorang pejabat senior industri minyak lainnya mengatakan, tim penasihat IPO masih disiagakan. "IPO belum secara resmi dibatalkan, tetapi kemungkinan IPO tidak terjadi sama sekali lebih besar dari pada IPO berlanjut."

Sumber Reuters lainnya juga mengatakan, selain valuasi, ketidaksepakatan di antara para pejabat Saudi dan penasihat mereka tentang pemilihan tempat pelaksanaan di bursa internasional telah memperlambat persiapan IPO.




TERBARU

[X]
×