Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Utara melakukan simulasi serangan nuklir bertipe "bumi hangus" ke berbagai target di Korea Selatan, demikian laporan media pemerintah pada hari Kamis.
Hal ini merupakan respons atas latihan sekutu yang oleh Korea Utara dianggap sebagai rencana serangan nuklir pendahuluan oleh Amerika Serikat.
Media pemerintah menguraikan bagaimana Korea Utara memvisualisasikan skenario perang. Skenario tersebut mencakup perlawanan terhadap serangan dengan melancarkan serangan nuklir ke Korea Selatan, diikuti dengan invasi untuk menguasai wilayahnya.
"KPA melaksanakan latihan serangan nuklir taktis yang mensimulasikan serangan bumi hangus ke pusat komando utama dan pangkalan udara militer 'ROK' pada Rabu malam," ungkap staf umum Tentara Rakyat Korea Utara (KPA) dalam pernyataan yang dirilis oleh KCNA. ROK merupakan singkatan dari Republik Korea, nama resmi Korea Selatan.
Baca Juga: Usai Kim Jong Un Ngamuk, Korea Utara Bakal Gelar Sidang Parlemen di Bulan September
Pada hari yang sama, Korea Utara meluncurkan dua rudal balistik jarak pendek ke laut, menurut militer Korea Selatan. Hal ini terjadi beberapa jam setelah AS mengerahkan pesawat pengebom B-1B untuk latihan udara bersama.
Kantor Presiden Korea Selatan menggelar pertemuan keamanan menyusul peluncuran rudal Korea Utara. Ini merupakan respons setelah upaya sebelumnya yang gagal pekan lalu untuk meluncurkan satelit mata-mata pertamanya.
“Tindakan tersebut merupakan ancaman bagi perdamaian dan stabilitas, bukan hanya bagi negara kita namun juga bagi kawasan dan dunia internasional. Ini tak bisa dibiarkan," ujar Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida.
Jepang menyatakan akan mencegat rudal Korea Utara apabila melewati wilayahnya, demikian ditegaskan oleh Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Hirokazu Matsuno.
Baca Juga: Produk Perikanan Indonesia Raup Potensi Transaksi USD 8,8 Juta di 25th JISTE 2023
Pyongyang, ibu kota Korea Utara, berkomitmen untuk kembali meluncurkan satelit pada bulan Oktober mendatang. Namun, Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang mengecam rencana tersebut sebagai provokasi dan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang Korea Utara menggunakan teknologi rudal balistik.
Peluncuran rudal terjadi sehari sebelum Korea Selatan dan AS menyelesaikan latihan militer bersama selama 11 hari, yang telah lama dikritik oleh Pyongyang.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, mengawasi sebagian dari latihan tersebut yang melibatkan komandan dan staf militer. Tujuannya adalah mempersiapkan mereka dalam menghadapi konfrontasi total dengan Korea Selatan, demikian laporan KCNA.
Latihan tersebut dirancang untuk menangkal invasi tiba-tiba dan melancarkan serangan balik untuk menguasai seluruh bagian selatan Semenanjung Korea.
Simulasi melibatkan pasukan artileri dan cadangan strategis, rencana pembentukan garis depan di belakang garis musuh, serta taktik penyerangan intensif terhadap target militer vital, demikian KCNA.
Baca Juga: Korut Tembakkan 2 Rudal setelah AS Kerahkan Pesawat Pembom B-1B saat Latihan Militer
"Kami sangat mengecam Kim Jong Un yang dengan jelas menunjukkan niatnya untuk menyerang kami, dengan menganggap latihan militer tahunan Korea Selatan-AS sebagai alasan," ucap Kementerian Unifikasi Seoul yang mengurusi hubungan antar-Korea.
Kim Jong Un mendorong militer Korea Utara untuk meningkatkan kesiapan perang dan mengkritik pemimpin AS, Korea Selatan, dan Jepang sebagai pemicu potensi perang nuklir di kawasan.
Dua rudal yang ditembakkan oleh Korea Utara memiliki data penerbangan yang berbeda, dengan satu mencapai ketinggian 50 km dan jarak 350 km, sedangkan yang lainnya memiliki ketinggian yang sama namun dengan jarak 400 km, demikian pernyataan dari kementerian pertahanan Jepang.