Sumber: TheIndependent.co.uk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SICHUAN. Gempa dengan kekuatan 6,6 skala richter mengguncang China. Menurut laporan independent.co.uk, delapan orang tewas dan 100 orang turis terjebak di kawasan pegunungan sentral China.
Namun Komisi Nasional Pengurangan Bencana China mengestimasi, sekitar 100 orang tersebut kemungkinan tewas.
Badan Survei Geologi AS mengatakan, titik gempa berada 200 kilometer barat daya Guangyuan di kedalaman 10 kilometer. Sebelumnya, badan ini meyatakan kekuatan gempa 6,6 SR di kedalaman 32 km.
Sedangkan China Earthquake Networks Centre melaporkan, kekuatan gempa mencapai 7 SR dan berada di kedalaman 20 km di bawah laut.
Badan gempa China itu juga mengatakan, gempa terjadi pada pukul 09.20 malam di dekat Jiuzhaigou, atau Jiuzhai Valley. Ini merupakan taman nasional yang sangat terkenal dengan air terjunnya yang indah.
Gempa yang dangkal bisa menyebabkan kerusakan yang lebih parah dibanding gempa yang dalam.
Sementara itu, berdasarkan siaran televisi setempat, tujuh orang tewas dan 88 terluka. Dari mereka yang terluka, 21 di antaranya mengalami luka serius.
Ada juga laporan yang menyiarkan beritaseorang turis berhasil diselamatkan dari reruntuhan bangunan.
Laporan dari People's Daily memberitakan, banyak dari gedung-gedung yang rusak merupakan resort turis. Lima di antara korban yang tewas merupakan pelancong.
Sejauh ini, belum ada konfirmasi warga negara para korban yang tewas. Namun berdasarkan laporan yang masuk, hanya sedikit warga asing yang mengunjungi lokasi ini. Kebanyakan dari mereka yang tewas adalah turis lokal.
Pemerintah Sichuan menambahkan, sekitar 100 turis terjebak tanah longsor. Namun belum ada laporan korban luka dan tewas hingga saat ini.
Petugas pemadam mengatakan, pihaknya sudah mengerahkan petugas untuk membantu penyelamatan di sebuah hotel yang runtuh. Meski banyak yang masih terjebak, namun, sekitar 2.800 orang sudah berhasil dievakuasi dari gedung tersebut.
Sebelumnya, Sichuan juga pernah dilanda gempa dahsyat pada 2008 lalu. Pada kejadian tersebut, 70.000 orang menjadi korban tewas.