Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - ANKARA. Mata uang lira Turki anjlok ke level terendah dan pasar saham Turki merosot pada Senin (6/2). Bencana gempa bumi dahsyat di Turki menambah tekanan selain tekanan dari dolar AS yang kuat, risiko geopolitik, dan data inflasi yang mengejutkan di luar negeri.
Lira sempat ambles ke level 18,85 per dolar AS pada awal perdagangan. Indeks saham Turki turun 4,6% dengan saham bank jatuh lebih dari 5%.
"Peristiwa tragis dengan bagian selatan Turki yang dilanda gempa kuat adalah sumber ketidakpastian tambahan menjelang pemilihan penting yang kemungkinan besar akan diadakan pada bulan Mei," kata Piotr Matys, analis FX senior di In Touch Capital Markets seperti dilansir Reuters.
Baca Juga: Update Gempa Turki: Korban Tewas Capai 1.700 Orang
Lebih dari 1.400 orang tewas dan ribuan lainnya terluka pada hari Senin ketika gempa besar berkekuatan 7,8 melanda Turki tengah dan barat laut Suriah pada pagi hari, diikuti pada sore hari oleh gempa besar lainnya.
Borsa Istanbul mengumumkan penghentian sementara transaksi saham beberapa perusahaan di zona gempa di pagi hari.
Pasar negara berkembang berada di bawah tekanan yang lebih luas dengan mata uang dan saham di seluruh negara berkembang merasakan tekanan dari reli dolar yang tajam pada hari Jumat setelah laporan pekerjaan AS yang kuat, menunjukkan Federal Reserve bisa tetap hawkish lebih lama.
Tapi Turki merasakan tekanan tambahan.
Orang-orang Turki dilanda selama bertahun-tahun oleh inflasi yang melonjak dan jatuhnya mata uang kemungkinan akan terbawa ke tempat pemungutan suara pada bulan Mei untuk pemilihan presiden dan parlemen - mungkin yang paling penting dalam sejarah republik ini selama seabad.
Banyak investor internasional telah berhenti dalam beberapa tahun terakhir di tengah gejolak pasar yang berulang dan penerapan kebijakan ekonomi dan moneter yang tidak ortodoks oleh Ankara, termasuk pemotongan suku bunga dalam menghadapi inflasi yang melonjak.
Ketegangan geopolitik telah meningkat lagi baru-baru ini dengan indikasi bahwa Amerika Serikat akan mendorong penegakan sanksi Rusia yang lebih keras menambah tekanan pada pasar keuangan Turki.
Apalagi setelah AS memperingatkan Turki tentang ekspor bahan kimia, microchip, dan produk lain ke Rusia yang dapat digunakan dalam upaya perang Moskow di Ukraina.
Baca Juga: Gempa Turki: Meski Bermusuhan, Israel Ikut Bantu Korban Gempa di Suriah