kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Gempar! Facebook putuskan pertemanan dengan Australia


Jumat, 19 Februari 2021 / 05:36 WIB
Gempar! Facebook putuskan pertemanan dengan Australia
ILUSTRASI. Australia menyuarakan kekesalannya setelah Facebook memblokir berita di Australia dalam eskalasi perselisihan yang mengejutkan. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Gempar. Pemerintah Australia menyuarakan kekesalannya setelah Facebook memblokir berita di Australia dalam eskalasi perselisihan yang mengejutkan atas undang-undang yang mengharuskan mereka untuk membayar konten berita.

Melansir Reuters, Facebook menghapus konten berita dari pemerintah dan badan amal negara bagian Australia serta dari organisasi berita domestik dan internasional, tiga hari sebelum peluncuran program vaksinasi Covid-19 nasional.

Meskipun tindakan tersebut terbatas pada Australia, publisher Eropa bersama dengan politisi Inggris dan Kanada menggambarkannya sebagai upaya untuk menekan pemerintah yang mungkin mempertimbangkan tindakan serupa.

“Tindakan Facebook untuk tidak berteman dengan Australia hari ini, memutus layanan informasi penting tentang layanan kesehatan dan darurat, sama sombongnya dengan mengecewakan,” tulis Perdana Menteri Australia Scott Morrison di halaman Facebook-nya sendiri seperti yang dilansir Reuters.

Baca Juga: Usai Australia, negara lain pertimbangkan minta bayaran konten berita kepada Google

Dia menambahkan, "Tindakan ini hanya akan mengkonfirmasi kekhawatiran bahwa semakin banyak negara yang mengungkapkan tentang perilaku perusahaan Teknologi Besar yang berpikir mereka lebih besar dari pemerintah dan bahwa aturan seharusnya tidak berlaku untuk mereka."

Menteri Kebudayaan Kanada Steven Guilbeault, yang sedang menyusun undang-undang untuk membuat platform membayar saat menggunakan konten media, mengatakan langkah Facebook sangat tidak bertanggung jawab.

Baca Juga: Ditagih bayaran, Facebook blokir konten berita media Australia

"Itu tidak akan menghalangi kami untuk bergerak maju," katanya dalam sambutannya kepada wartawan.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×