kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gila kerja, wanita di Korea Selatan makin susah punya anak


Kamis, 29 Agustus 2019 / 15:26 WIB
Gila kerja, wanita di Korea Selatan makin susah punya anak
ILUSTRASI. Warga melintasi tangga bergambar unifikasi Korea di Seoul


Sumber: CNN | Editor: Tendi Mahadi

Korea tidak sendirian dalam menghadapi masalah ini karena Jepang juga mengalami hal serupa. Kedua negara telah mengalami penurunan demografis sejak tahun 1970'an. Pada 2065, populasi Jepang diperkirakan akan turun dari 127 juta menjadi sekitar 88 juta.

Pada tahun 2017, kurang dari 950.000 bayi lahir di Jepang sementara jumlah kematian meningkat menjadi 1,3 juta.

Baca Juga: Batasi risko, China pertimbangkan terbitkan aturan bagi bank-bank kecil

Ada alasan serupa di balik penurunan ini di kedua negara. Yang utama adalah budaya kerja yang menuntut dan seringkali tidak sehat membuat orang sulit menyeimbangkan karier dengan kehidupan keluarga.

Pemerintah Jepang telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk mencoba membalikkan tren ini. Pada 2017, pemerintah mengumumkan paket belanja 2 triliun yen atau setara US$ 18 miliar untuk memperluas prasekolah gratis dan memotong waktu tunggu di pusat penitipan anak.

Sementara itu, pemerintah Korea Selatan menurunkan jam kerja maksimum dari 68 jam seminggu menjadi 52 jam pada tahun lalu, dengan beberapa ahli menunjuk pada penurunan tingkat kesuburan dan konsekuensi ekonomi sebagai latar belakangnya.

Ada juga kecenderungan yang meningkat di antara pria dan wanita untuk menunda atau menghindari pernikahan di kedua negara. Menurut Institut Kesehatan dan Sosial Korea (KIHSA), pada 2018, mayoritas warga Korea Selatan yang berusia 20 tahun hingga 44 tahun masih lajang.

Baca Juga: Facebook mengakui kesalahan dalam aplikasi messenger kids

Banyak dari anak muda Korea Selatan mengatakan mereka tidak punya waktu, uang, atau kapasitas emosional untuk berkencan.

Bagaimanapun, mereka harus bersaing dengan meningkatnya tingkat pengangguran di pasar kerja yang sangat kompetitif yang berarti banyak menghabiskan waktu luang mereka di sekolah-sekolah yang padat untuk mendapatkan sertifikat tambahan atau keterampilan profesional.




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×