kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Global mewaspadai 'banana crisis'


Senin, 25 April 2016 / 15:15 WIB
Global mewaspadai 'banana crisis'


Sumber: money.cnn | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

COSTA RICA. Industri pisang dunia saat ini tengah ketar-ketir. Pasalnya, industri pisang saat ini terserang oleh sebuah penyakit yang menyebar luas ke seluruh pasar global.

Kawasan Amerika Latin merupakan kawasan yang paling terkena dampak penyakit ini. Pasalnya, Amerika Latin merupakan kawasan pengekspor pisang terbesar dunia untuk Amerika Utara dan Eropa.

Penyakit yang dikenal dengan sebutan "Panama disease" atau "Fusarium Wilt", sudah menyebar dari Asia hingga sebagian wilayah Australia, Afrika dan Timur Tengah.

Penyakit ini secara khusus menyerang pisang Cavendish, yang merupakan buah yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Barat.

Food and Agriculture Organization (FAO) PBB pada bulan ini mengingatkan, industri pisang yang bernilai US$ 36 miliar, harus mengambil langkah dan strategi khusus untuk menangani penyakit pisang yang paling merugikan di dunia.

Penyakit Panama yang paling terkenal di dunia menyebar pada 1960an, Gros Michel. Kemudian, para produsen mengadopsi nama pisang Cavendish yang merupakan produk pisang paling kebal terhadap penyakit.

Sekarang ini, ilmuan dan petani pisang mempertimbangkan pengembangan pisang baru yang dapat menggantikan varietas pisang Cavendish. Sebab, virus mulai menyebabkan produksi pisang kolaps di sebagian kawasan Asia.

Menurut Inge Van den Bergh, ilmuan senior pisang Bioversity International di Belgia, Taiwan sudah menciptakan sejumlah Cavendish 'mutan' yang sudah diujicoba di Filipina dan China.

"Pisang mutan tersebut cukup menjanjikan. Tapi mereka tidak terlalu enak atau tidak tahan dengan pengiriman jarak jauh. Belum ada solusi yang betul-betul ciamik," katanya.

Untuk saat ini, harga pisang di sejumlah toko grosir belum mencatatkan kenaikan.

Namun, Van den Bergh memprediksi, konsumen di Amerika Utara dan Eropa bisa mendapatkan varietas pisang yang berbeda dari yang biasa mereka konsumsi jika penyakit Panama menyebar ke Amerika Latin.  

Negara berkembang dinilai paling berisiko dari penyebaran penyakit yang bisa bertahan di tanah selama 40 tahun ini. Jika itu terjadi, milliaran ton pisang senilai miliaran dollar AS berada dalam risiko. Di sisi lain, mengembangkan varietas pisang baru membutuhkan dana yang sangat mahal.

"Penyebaran penyakit Panama pada pisang dapat menyebabkan dampak besar bagi petani, trader, dan keluarga yang sangat bergantung pada industri pisang," jelas plant pathologist Fazil Dusunceli dari FAO.
 




TERBARU

[X]
×