Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Produsen mobil AS General Motors (GM) mengonfirmasi kepada Global Times pada hari Selasa (20/5/2025), bahwa mereka telah berhenti mengekspor kendaraan buatan AS ke China di tengah restrukturisasi Durant Guild. Di sisi lain, GM menekankan bahwa mereka berkomitmen untuk terus mengembangkan pasar China.
Mengutip Reuters, GM menginformasikan kepada karyawan dan dealer untuk bisnis ekspornya di China bahwa mereka akan menghentikan pengiriman kendaraan ke China dari AS.
"Karena perubahan signifikan pada kondisi ekonomi, kami telah memutuskan untuk merestrukturisasi Durant Guild dan mengoptimalkan operasi GM China," kata laporan itu, mengutip juru bicara perusahaan.
Menurut juru bicara perusahaan, GM mengekspor kendaraan dari AS ke China melalui bisnis impor premium Durant Guild, yang mewakili kurang dari 0,1% dari volume yang dijualnya di China.
"Sejak pembentukannya, bisnis impor premium telah terdampak negatif oleh perubahan signifikan dalam kondisi ekonomi, nilai tukar mata uang asing, dan penurunan permintaan. Akibatnya, perusahaan telah memutuskan untuk merestrukturisasi The Durant Guild dan mengoptimalkan operasi GM China," kata GM China dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke Global Times.
Baca Juga: Ekonom AS: Tiongkok Menggertak Trump dan Menjadi Pemenang Perang Dagang
Dijelaskan pula, ke depannya, GM sedang mengevaluasi peluang alternatif untuk impor premium, berdasarkan kondisi pasar, permintaan pelanggan, dan pembaruan kebijakan.
"Restrukturisasi GM atas bisnis impor mobilnya menunjukkan dampak negatif tarif AS terhadap perusahaan-perusahaan Amerika," kata He Weiwen, seorang peneliti senior di Center for China and Globalization, kepada Global Times pada hari Selasa.
Weiwen mengatakan bahwa tarif AS yang tinggi telah mendorong tindakan balasan dari negara-negara lain. Dan karena harga impor yang lebih tinggi dari AS, konsumen di negara-negara lain secara alami akan memilih alternatif, sehingga menyebabkan penurunan ekspor produsen mobil AS.
Associated Press melaporkan pada tanggal 1 Mei, GM menurunkan ekspektasi laba tahun ini karena produsen mobil itu bersiap menghadapi potensi dampak tarif otomotif setinggi US$ 5 miliar pada tahun 2025.
Menurut siaran pers di situs web perusahaan di Tiongkok, perlu dicatat bahwa GM melaporkan kinerja kuartal pertama yang kuat di Tiongkok terkait pertumbuhan kendaraan listrik dan hibrida.
Tonton: AS dan China Gelar Pertemuan di Swiss, Jadi Langkah Awal Akhiri Perang Dagang
GM dan perusahaan patungannya mengirimkan lebih dari 442.000 unit ke Tiongkok pada kuartal pertama, dengan pertumbuhan penjualan tahun-ke-tahun yang positif dan kenaikan perolehan pangsa pasar untuk tiga kuartal berturut-turut.
"Kami akan terus memperkuat bisnis inti kami dan mendorong keberhasilan perusahaan patungan kami di Tiongkok untuk menghasilkan keuntungan berkelanjutan sekarang dan di masa mendatang," kata GM kepada Global Times.
Juru bicara Kementerian Perdagangan Tiongkok (MOFCOM) pada 12 Mei mengatakan, berdasarkan Pertemuan Ekonomi dan Perdagangan Tiongkok-AS di Jenewa, diharapkan pihak AS akan terus bekerja sama dengan Tiongkok, bergerak ke arah yang sama, dan sepenuhnya memperbaiki praktik kelirunya dalam mengenakan tarif sepihak.
Tiongkok juga berharap bahwa kedua negara akan dapat terus meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan dan menjaga perkembangan hubungan ekonomi dan perdagangan bilateral yang sehat, stabil, dan berkelanjutan untuk menyuntikkan kepastian dan stabilitas yang lebih besar ke dalam ekonomi dunia.