Sumber: AP News | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - GENEVA. Putaran terbaru negosiasi dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China pada Sabtu (10/5) belum membuahkan hasil.
Seorang pejabat yang mengetahui jalannya perundingan menyatakan kepada Associated Press bahwa pembicaraan akan dilanjutkan hari Minggu (11/5) ini di Jenewa, Swiss.
Pertemuan tertutup yang berlangsung lebih dari 10 jam itu mempertemukan Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer dengan delegasi China yang dipimpin Wakil Perdana Menteri He Lifeng.
Baca Juga: Investor Harap Negosiasi Dagang AS-China Redakan Ketegangan Perang Tarif
Pertemuan digelar di Villa Saladin, kediaman resmi Duta Besar Swiss untuk PBB, yang menghadap ke Danau Jenewa.
Baik delegasi AS maupun China enggan memberi komentar saat meninggalkan lokasi pertemuan.
Namun, beberapa konvoi kendaraan hitam terlihat keluar dari kompleks pertemuan.
Perundingan ini dilakukan di tengah kekhawatiran pasar global akibat lonjakan tarif impor kedua negara.
Presiden AS Donald Trump bulan lalu menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China hingga total 145%. Sebagai balasan, Beijing mengenakan bea masuk hingga 125% terhadap produk AS.
Baca Juga: Perang Dagang Redup? Trump dan China Sepakat 'Reset Total' di Jenewa
Dalam unggahan di Truth Social sehari sebelum pertemuan, Trump memberi sinyal pelonggaran tarif.
“80% tarif tampaknya tepat. Terserah Scott,” tulisnya.
Analis menilai peluang tercapainya kesepakatan besar masih kecil. Namun, diskusi ini dinilai penting untuk meredakan ketegangan yang berpotensi mengguncang ekonomi global.
“Ini pertama kalinya He dan Bessent bertemu langsung, jadi ekspektasi hasil besar sangat minim,” ujar Sun Yun, Direktur Program China di Stimson Center.
“Skenario terbaik adalah kedua pihak sepakat untuk menurunkan tarif secara bersamaan, bahkan sedikit saja akan menjadi sinyal positif. Tapi tidak bisa hanya berhenti pada kata-kata.”
Konflik dagang AS-China mencakup lebih dari sekadar tarif. AS menuding China menggunakan praktik tidak adil untuk mendominasi sektor teknologi strategis, termasuk subsidi besar-besaran dan pemaksaan transfer teknologi.
Baca Juga: Jelang Perundingan Dagang dengan China, Trump: Tarif 80% Tampaknya Tepat
Isu tersebut belum terselesaikan sejak kesepakatan “Phase One” pada Januari 2020, yang kala itu gagal diwujudkan secara penuh akibat pandemi COVID-19.
Selain bertemu delegasi China, Bessent dan Greer juga menemui Presiden Swiss Karin Keller-Sutter. Trump sebelumnya menunda pemberlakuan tarif baru sebesar 31% terhadap barang Swiss, dan untuk sementara menurunkannya ke 10%.
Pemerintah Swiss menyatakan tidak berencana melakukan pembalasan atas tarif AS demi melindungi ekonominya.
“Peningkatan ketegangan dagang tidak menguntungkan bagi Swiss. Tindakan balasan justru bisa merugikan, terutama karena akan membuat impor dari AS lebih mahal,” bunyi pernyataan resmi pemerintah di Bern.
AS merupakan mitra dagang terbesar kedua bagi Swiss setelah Uni Eropa. Swiss sendiri telah menghapus seluruh tarif industri per 1 Januari 2024, yang memungkinkan 99% barang AS masuk bebas bea.