kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.800   4,00   0,02%
  • IDX 6.262   8,20   0,13%
  • KOMPAS100 896   3,65   0,41%
  • LQ45 707   -0,42   -0,06%
  • ISSI 194   0,88   0,46%
  • IDX30 372   -0,72   -0,19%
  • IDXHIDIV20 450   -1,01   -0,22%
  • IDX80 102   0,35   0,35%
  • IDXV30 106   0,47   0,45%
  • IDXQ30 122   -0,87   -0,70%

Tarif Dibalas Tarif, AS-China Makin Panas


Sabtu, 12 April 2025 / 00:05 WIB
Tarif Dibalas Tarif, AS-China Makin Panas
ILUSTRASI. U.S. and Chinese flags and a 'tariffs' label are seen in this illustration taken April 10, 2025. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - BEIJING/WASHINGTON/LONDON. China menaikkan tarif impor produk asal Amerika Serikat (AS) hingga 125% pada Jumat (11/4), sebagai respons atas keputusan Presiden AS Donald Trump yang lebih dulu menaikkan bea masuk barang asal Negeri Tirai Bambu.

Langkah ini memperparah eskalasi perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia yang berisiko mengguncang rantai pasok global.

Tindakan balasan dari Beijing memperdalam gejolak ekonomi akibat kebijakan tarif Trump, yang telah mengguncang pasar keuangan global dan membuat banyak pemimpin dunia kebingungan mencari cara merespons gangguan terbesar terhadap tatanan perdagangan internasional dalam beberapa dekade terakhir.

Baca Juga: Harley-Davidson Jadi Rebutan di Prancis, Perang Dagang Bikin Panik

Bursa saham AS dibuka melemah. Indeks Dow Jones turun 100,2 poin, sementara S&P 500 kehilangan 12,5 poin pada awal perdagangan.

"Risiko resesi sekarang jauh lebih tinggi dibandingkan dua pekan lalu," kata Adam Hetts, Kepala Multi-Asset Global di Janus Henderson.

Pemerintahan AS tetap kukuh pada kebijakan tarifnya. Gedung Putih menyebut tengah menjajaki sejumlah perjanjian dagang baru yang diklaim akan membenarkan perubahan kebijakan perdagangan tersebut.

“Kami sangat baik-baik saja dengan KEBIJAKAN TARIF kami. Sangat menggairahkan untuk Amerika, dan Dunia!!! Semuanya berjalan cepat,” tulis Trump di media sosial pada Jumat.

Namun para analis memperingatkan bahwa aksi balas-membalas tarif antara AS dan China bisa membuat perdagangan barang antar kedua negara nyaris mustahil.

Pada 2024, nilai perdagangan barang antara AS dan China mencapai lebih dari US$650 miliar.

Aksi jual juga terjadi di pasar obligasi pemerintah AS, sementara emas — yang sering dianggap sebagai aset aman — melonjak ke level tertinggi sepanjang masa. Nilai dolar pun tergelincir.

Baca Juga: Imbal Hasil Obligasi AS 10 Tahun Menuju Kenaikan Mingguan Tertinggi Sejak 1981

Perang Tarif Kian Dalam

Setelah awal pekan ini memberikan jeda tarif selama 90 hari untuk puluhan negara, Trump justru meningkatkan tarif untuk barang impor asal China hingga 145%.

China tak tinggal diam. Kementerian Keuangan menyebut tarif baru Trump sebagai "tindakan sepihak yang bersifat mem-bully dan memaksa."

Beijing juga menegaskan ini mungkin menjadi terakhir kalinya mereka membalas dengan cara yang sama, namun tidak menutup kemungkinan membalas dalam bentuk lain.

"Jika AS benar-benar ingin bernegosiasi, maka harus berhenti bersikap sewenang-wenang dan merusak," tulis Juru Bicara Kedutaan Besar China di AS, Liu Pengyu, di media sosial.

Baca Juga: Orang Kaya Indonesia Dikabarkan Pindahkan Kekayaan ke Luar Negeri, Ini Pemicunya

"Demi kesejahteraan rakyat China dan dunia, serta keadilan dalam tatanan global, China tidak akan pernah tunduk pada tekanan maksimum dari AS."

Analis UBS menyebut pernyataan China yang tak akan membalas tarif selanjutnya sebagai "pengakuan bahwa perdagangan antar kedua negara telah nyaris sepenuhnya terputus."

Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, menyebut balasan China tidak mengejutkan, namun tetap disayangkan.

Trump sendiri menyatakan keyakinannya akan tercapainya kesepakatan dengan China, dan menyebut dirinya menghormati Presiden China Xi Jinping. Dalam pernyataan publik pertamanya terkait tarif Trump, Xi menyindir kebijakan tersebut saat bertemu PM Spanyol Pedro Sanchez, seraya mengajak Uni Eropa menolak tindakan sepihak AS.

Sebagai bagian dari upaya menjalin kembali hubungan dengan Eropa, China menandatangani dua protokol dagang pertanian dengan Spanyol, termasuk untuk ekspor daging babi dan ceri.



TERBARU

[X]
×