Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
Negosiasi Berlanjut
Pemerintahan Trump mengabaikan gejolak pasar dan menyatakan bahwa kesepakatan dagang baru dengan negara lain akan menciptakan kepastian baru.
Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer mengatakan dirinya akan berbicara dengan perwakilan Israel dan Taiwan terkait tarif, usai diskusi panjang dengan perwakilan Vietnam.
Baca Juga: Harga Emas Tembus US$3.200 Jumat (11/4), Dolar Lesu di Tengah Panas Perang Dagang
"Ada banyak dokumen yang sedang kami bahas saat negara-negara mengajukan proposal agar bisa berdagang secara lebih resiprokal dengan AS," ujarnya dalam wawancara dengan Fox News.
India dan AS disebut telah menyepakati kerangka awal untuk kesepakatan dagang bilateral, sementara PM Jepang Shigeru Ishiba membentuk satuan tugas dagang yang direncanakan akan mengunjungi Washington pekan depan.
Vietnam, menurut laporan Reuters, siap menindak pengiriman barang China yang dialihkan lewat wilayahnya agar lolos dari tarif AS.
Masa Tenang yang Rapuh
Namun semua ini belum cukup untuk meredakan kecemasan pelaku usaha atas dampak dari perang dagang dan implementasinya yang kacau: biaya yang melonjak, pesanan yang menurun, dan rantai pasok yang terhambat.
Bagi pelaku usaha Eropa, penguatan euro membuat produk mereka makin tak kompetitif di pasar global. Nilai tukar euro terhadap dolar naik ke level tertinggi dalam lebih dari tiga tahun pada Jumat.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut jeda 90 hari dari tarif Trump sebagai "masa tenang yang rapuh," karena masih menciptakan ketidakpastian bagi pelaku usaha di kedua sisi Atlantik.
Baca Juga: Inflasi Produsen AS Mereda Sebelum Ledakan Tarif Impor
Menteri keuangan negara-negara Uni Eropa bertemu pada Jumat untuk memanfaatkan jeda ini demi menyusun strategi negosiasi dengan AS.
Komisioner Perdagangan Eropa Maros Sefcovic dijadwalkan bertemu pejabat AS di Washington pada Senin mendatang.
Ke depan, perhatian pasar juga tertuju pada bagaimana kekacauan tarif ini akan memengaruhi arah kebijakan suku bunga, terutama menjelang rapat Bank Sentral Eropa pekan depan.
Laporan keuangan korporasi juga akan mulai dirilis dalam beberapa hari ke depan, dengan ekspektasi akan banyak peringatan laba (profit warning).