kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Investor Harap Negosiasi Dagang AS-China Redakan Ketegangan Perang Tarif


Minggu, 11 Mei 2025 / 09:31 WIB
Investor Harap Negosiasi Dagang AS-China Redakan Ketegangan Perang Tarif
ILUSTRASI. U.S. and Chinese flags and a 'tariffs' label are seen in this illustration taken April 10, 2025. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Investor berharap pembicaraan dagang akhir pekan ini antara Amerika Serikat (AS) dan China dapat meredakan ketegangan dalam perang dagang dua ekonomi terbesar dunia.

Meski demikian, pasar tidak menaruh ekspektasi tinggi akan tercapainya terobosan besar dalam waktu dekat.

Pertemuan yang digelar di Jenewa, Swiss, ini menjadi momen penting sejak Presiden AS Donald Trump menerapkan tarif besar-besaran terhadap impor dari China pada 2 April lalu, kebijakan yang mengguncang perdagangan global dan memicu volatilitas ekstrem di pasar keuangan.

Baca Juga: Perang Dagang Redup? Trump dan China Sepakat 'Reset Total' di Jenewa

“Ini adalah negosiasi terbesar yang pernah ada,” ujar Alejo Czerwonko, Chief Investment Officer Emerging Markets Americas di UBS, Sabtu (10/5).

“Taruhannya ratusan miliar dolar, dengan tarif 145% atas ekspor China yang setara dengan embargo de facto.”

Trump menyebut perundingan berjalan dalam suasana "ramah namun konstruktif", bahkan menyatakan telah ada "reset total" dalam hubungan kedua negara. Namun, ia tidak merinci bentuk kemajuan yang dicapai.

Pasar saham AS sempat menguat di tengah harapan bahwa skenario terburuk dapat dihindari.

Meski begitu, banyak pelaku pasar menilai perundingan ini masih berada di tahap awal, dan belum ada insentif kuat dari kedua pihak untuk mencapai kesepakatan cepat.

“Kami masih ragu bahwa negosiasi langsung ini akan menghasilkan kompromi besar,” kata Thierry Wizman, analis strategi FX global di Macquarie.

Baca Juga: Trump Klaim India dan Pakistan Sudah Sepakati Gencatan Senjata

Ketegangan meningkat sejak AS menaikkan tarif seluruh impor dari China menjadi 145%, yang kemudian dibalas China dengan tarif 125% terhadap barang-barang AS.

Pada Jumat (9/5), Trump memberi sinyal alternatif dengan menyebut bahwa tarif 80% terhadap barang China “terdengar masuk akal.”

Indeks S&P 500 telah pulih dari koreksi tajam pasca pengumuman tarif, namun masih terkoreksi sekitar 8% dari rekor tertingginya pada Februari dan turun sekitar 4% sepanjang tahun ini.

Volatilitas tetap tinggi. Indeks Volatilitas Cboe (VIX) berada di kisaran 22 pada Jumat, lebih rendah dari puncaknya di 52,33 pada awal April, namun masih di atas median jangka panjang sebesar 17,6.

“Pasar saat ini mungkin terlalu optimistis soal seberapa cepat kesepakatan bisa tercapai,” kata Liqian Ren, Direktur Modern Alpha di WisdomTree.

Beberapa investor menyarankan pendekatan konservatif. “Sebaiknya jual saat pasar menguat,” ujar Matt Gertken, kepala strategi geopolitik di BCA Research.

Baca Juga: Jelang Perundingan Dagang dengan China, Trump: Tarif 80% Tampaknya Tepat

Sementara itu, Claudio Irigoyen dari BofA Securities memperkirakan kesepakatan dagang dengan China akan menjadi yang paling kompleks, dibandingkan dengan negara-negara seperti India, Jepang, atau Korea Selatan.

“Kalau negosiasi ini gagal dan retorika makin panas, pasar belum menghitung risiko itu,” tutup Czerwonko.

Selanjutnya: Panduan 6 Destinasi Wisata Australia yang Wajib Masuk Daftar Kunjungan

Menarik Dibaca: Panduan 6 Destinasi Wisata Australia yang Wajib Masuk Daftar Kunjungan



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×