Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – GENEVA/WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyambut positif pertemuan dengan delegasi China di Jenewa, Sabtu (10/5), yang menurutnya berhasil menciptakan “reset total” dalam hubungan dagang kedua negara yang sempat memburuk akibat perang tarif.
“Pertemuan yang sangat baik hari ini dengan China di Swiss. Banyak hal dibahas, banyak disepakati,” tulis Trump dalam unggahan di platform Truth Social.
“Kami ingin melihat terbukanya China untuk bisnis Amerika. KEMAJUAN BESAR DICAPAI!!!” imbuhnya, tanpa memberikan detail lebih lanjut.
Baca Juga: Trump Klaim India dan Pakistan Sudah Sepakati Gencatan Senjata
Pertemuan tersebut menandai dimulainya kembali dialog dagang secara langsung antara kedua ekonomi terbesar dunia, di tengah memuncaknya ketegangan akibat saling balas tarif yang telah melumpuhkan arus perdagangan bilateral senilai hampir US$600 miliar per tahun.
Delegasi AS yang dipimpin Menteri Keuangan Scott Bessent dan Perwakilan Dagang Jamieson Greer menggelar diskusi tertutup selama delapan jam dengan Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng, di kediaman Duta Besar Swiss untuk PBB di Jenewa. Negosiasi dijadwalkan berlanjut pada Minggu.
Meski tak ada pernyataan resmi usai pertemuan, Trump menyiratkan adanya kemajuan yang signifikan.
Namun, sejauh ini belum ada kesepakatan konkret terkait penurunan tarif yang telah melampaui 100% untuk berbagai produk ekspor kedua negara.
Sejak kembali menjabat Januari lalu, Trump memberlakukan tarif hingga 145% terhadap barang-barang dari China, dengan dalih praktik dagang yang tidak adil serta kegagalan Beijing menindak ekspor prekursor kimia fentanyl, opioid sintetis mematikan.
China membalas dengan tarif balasan sebesar 125%, dan menegaskan tidak akan tunduk pada tekanan.
Baca Juga: Pejabat Fed Ingatkan Tarif Trump Bisa Menurunkan Produktivitas dan Picu Inflasi
Tantangan dan Harapan
Kebijakan saling balas tarif telah mengguncang rantai pasok global, menekan pasar keuangan, serta menimbulkan kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi dunia.
Pemerintah AS menargetkan penurunan defisit perdagangan barang dengan China yang mencapai US$295 miliar, sekaligus mendorong China melakukan reformasi struktural untuk meningkatkan konsumsi domestik.
Beijing menolak tuduhan praktik ekonomi tidak adil dan menuntut AS mencabut tarif, memperjelas jenis produk yang diminta dibeli lebih banyak oleh China, serta memperlakukan China secara setara di panggung global.
Kantor berita Xinhua dalam editorial Sabtu menyebut AS telah menyalahgunakan tarif secara sembrono hingga mengganggu tatanan ekonomi global.
Namun, Xinhua menyambut baik perundingan di Jenewa sebagai langkah positif dan perlu untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.
Baca Juga: Jelang Perundingan Dagang dengan China, Trump: Tarif 80% Tampaknya Tepat
Lokasi Dirahasiakan, Harapan Tetap Rendah
Lokasi perundingan tidak diumumkan secara resmi, namun saksi mata melihat kedua delegasi kembali ke kediaman duta besar Swiss di distrik Cologny usai jeda makan siang.
Menteri Ekonomi Swiss Guy Parmelin yang menemui kedua belah pihak menyebut fakta bahwa pembicaraan bisa berlangsung saja sudah merupakan keberhasilan awal.
“Jika dari pertemuan ini bisa muncul peta jalan dan niat untuk melanjutkan dialog, maka tensi bisa ditekan,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (9/5).
Presiden Trump sempat mengatakan bahwa tarif 80% terhadap produk China adalah angka yang “masuk akal”, sebagai alternatif dari tarif 145% yang telah diterapkan.
Belum jelas apakah pembahasan Jenewa mengarah pada kesepakatan pengurangan tarif atau hanya moratorium sementara seperti yang diberlakukan kepada negara lain.
He Lifeng dijadwalkan bertemu Direktur Jenderal WTO Ngozi Okonjo-Iweala selama berada di Jenewa. WTO menyambut perundingan ini sebagai langkah positif dan konstruktif menuju de-eskalasi konflik dagang.