Sumber: Bima Tri | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Tarif tinggi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, sebesar 10% hingga 50%, terhadap puluhan mitra dagang, mulai berlaku pada Kamis waktu AS (7/8/2025).
Pemberlakuan tarif ini menguji strategi Trump untuk mengurangi defisit perdagangan AS tanpa gangguan besar pada rantai pasokan global, inflasi yang lebih tinggi, dan pembalasan yang keras dari mitra dagang.
Badan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (CBP) mulai mengenakan tarif yang lebih tinggi pada pukul 12.01 dini hari EDT (04.01 GMT) setelah berminggu-minggu ketegangan atas tarif akhir Trump dan negosiasi yang alot dengan mitra dagang utama yang berupaya menurunkannya.
Barang yang dimuat ke kapal tujuan AS dan sedang dalam perjalanan sebelum batas waktu tengah malam dapat memasuki wilayah AS dengan tarif yang lebih rendah sebelum 5 Oktober, menurut pemberitahuan CBP kepada para pengirim barang yang dikeluarkan minggu ini.
Baca Juga: Trump Ancam Kenakan Tarif Baru ke China Terkait Impor Minyak Rusia
Impor dari banyak negara sebelumnya dikenakan bea masuk dasar sebesar 10% setelah Trump menghentikan tarif yang lebih tinggi yang diumumkan pada awal April.
Namun sejak itu, Trump sering mengubah rencana tarifnya, mengenakan tarif yang jauh lebih tinggi kepada beberapa negara, termasuk 50% untuk barang dari Brasil, 39% dari Swiss, 35% dari Kanada, dan 25% dari India.
Pada Rabu (6/8/2025), Trump mengumumkan tarif terpisah sebesar 25% untuk barang-barang India yang akan dikenakan dalam 21 hari atas pembelian minyak Rusia oleh negara Asia Selatan tersebut.
"TARIF TIMBAL BALIK BERLAKU TENGAH MALAM INI!," kata Trump di Truth Social seperti dikutip Reuters.
"MILIARAN DOLAR, SEBAGIAN BESAR DARI NEGARA-NEGARA YANG TELAH MENGAMBIL KEUNTUNGAN DARI AMERIKA SERIKAT SELAMA BERTAHUN-TAHUN, TERTAWA SEPANJANG JALAN, AKAN MULAI MENGALIR KE AS. SATU-SATUNYA HAL YANG DAPAT MENGHENTIKAN KEBESARAN AMERIKA ADALAH PENGADILAN KIRI RADIKAL YANG INGIN MELIHAT NEGARA KITA GAGAL!" tulis Trump.
Delapan mitra dagang utama yang mencakup sekitar 40% arus perdagangan AS telah mencapai kesepakatan kerangka kerja untuk konsesi perdagangan dan investasi kepada Trump, termasuk Uni Eropa, Jepang, dan Korea Selatan, yang mengurangi tarif dasar mereka menjadi 15%.
Inggris terkena tarif 10%, sementara Vietnam, Indonesia, Pakistan, dan Filipina berhasil menurunkan tarif menjadi 19% atau 20%.
"Bagi negara-negara tersebut, ini bukan kabar buruk," kata William Reinsch, peneliti senior dan pakar perdagangan di Center for Strategic and International Studies di Washington.
"Negara-negara dengan bea masuk yang sangat tinggi, seperti India dan Kanada, akan terus berjuang untuk memperbaiki hal ini," tambahnya.
Baca Juga: Trump Naikkan Tarif Impor Barang India 25%, Hubungan Dagang AS-India Memanas
Perintah Trump telah menetapkan bahwa barang apa pun yang dipastikan telah diangkut dari negara ketiga untuk menghindari tarif AS yang lebih tinggi akan dikenakan bea masuk tambahan sebesar 40%, tetapi pemerintahannya belum merilis detail lebih lanjut tentang bagaimana barang-barang ini akan diidentifikasi atau ketentuan tersebut akan diberlakukan.
Perintah tarif Trump pada 31 Juli mengenakan bea masuk di atas 10% kepada 67 mitra dagang, sementara tarifnya tetap 10% untuk mereka yang tidak terdaftar.
Pajak impor ini merupakan bagian dari strategi tarif berlapis yang mencakup tarif sektoral berbasis keamanan nasional untuk semikonduktor, farmasi, otomotif, baja, aluminium, tembaga, kayu, dan barang-barang lainnya. Trump mengatakan pada hari Rabu bahwa bea masuk mikrochip bisa mencapai 100%.
Tiongkok berada di jalur tarif terpisah dan akan menghadapi potensi kenaikan tarif pada 12 Agustus kecuali Trump menyetujui perpanjangan gencatan senjata sebelumnya setelah perundingan pekan lalu di Swedia. Ia mengatakan akan mengenakan tarif tambahan atas pembelian minyak Rusia oleh Tiongkok karena ia berupaya menekan Moskow agar mengakhiri perangnya di Ukraina.
Kenaikan Harga
Trump telah menggembar-gemborkan peningkatan besar pendapatan federal dari pemungutan pajak impornya, yang pada akhirnya dibayarkan oleh perusahaan yang mengimpor barang dan konsumen produk akhir.
Tarif yang lebih tinggi akan menambah total pendapatan, yang mencapai rekor US$ 27 miliar pada bulan Juni. Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan bahwa pendapatan tarif AS dapat mencapai US$ 300 miliar per tahun.
Langkah ini akan mendorong tarif rata-rata AS menjadi sekitar 20%, tertinggi dalam satu abad dan naik dari 2,5% ketika Trump menjabat pada bulan Januari, menurut estimasi Atlantic Institute.
Baca Juga: Trump Berencana Temui Putin Pekan Depan, Tekanan AS Terhadap Rusia Kian Menguat
Data Departemen Perdagangan yang dirilis minggu lalu menunjukkan lebih banyak bukti bahwa tarif mulai mendorong kenaikan harga di AS pada bulan Juni, termasuk untuk perabotan rumah tangga dan peralatan rumah tangga tahan lama, barang rekreasi, dan kendaraan bermotor.
Biaya dari perang tarif Trump meningkat untuk sebagian besar perusahaan, termasuk perusahaan-perusahaan terkemuka Caterpillar, Marriott, Molson Coors, dan Yum Brands. Secara keseluruhan, perusahaan-perusahaan global yang telah melaporkan pendapatan sejauh kuartal ini memperkirakan kerugian sekitar $15 miliar terhadap laba pada tahun 2025, menurut data pelacakan tarif global Reuters.