CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

GM, Ford, dan Chrysler akan diuntungkan dari insentif pajak kendaraan listrik AS


Minggu, 12 September 2021 / 17:01 WIB
GM, Ford, dan Chrysler akan diuntungkan dari insentif pajak kendaraan listrik AS
ILUSTRASI. Nama : General Motors Corporation. ;Sumber foto : gm.com


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Parlemen Amerika Serikat (AS) bakal mengesahkan rancangan undang-undang (RUU) anggaran bernilai US$ 3,5 triliun pada Selasa (14/9). Salah satu pembahasan RUU itu mengenai insentif pajak bagi produsen kendaraan listrik. 

Bila rancangan beleid itu disahkan, kendaraan listrik hasil buatan serikat pekerja di AS akan mendapat insentif pajak sebesar US$ 4.500. 

Proposal tersebut merupakan bentuk aspirasi Presiden Demokrat Joe Biden untuk memastikan 50% pasar kendaraan listrik AS berasal dari produsen dalam negeri pada tahun 2030. Juga akan meningkatkan kesejahteraan pekerjaan serikat pekerja AS.

“Pemberian kredit pajak akan sangat membantu dalam mendukung pekerjaan serikat pekerja yang membayar dengan baik di sektor mobil EV yang telah diperjuangkan oleh Presiden Biden,” kata Presiden UAW Ray Curry.

RUU itu dinilai hanya akan menguntungkan General Motor, Ford Motor Co, dan Stellantis NV sebagai induk Chrysler.

Baca Juga: Toyota dan Honda tolak rencana insentif pajak kendaraan listrik dari AS

Ketiga produsen listrik asal negeri Paman Sam itu memiliki pekerja yang tergabung dalam United Auto Workers (UAW). 

Sebaliknya, pembuat mobil asing yang beroperasi di Amerika Serikat dan Tesla tidak memiliki serikat pekerja yang mewakili pekerja perakitan.

Alhasil, proposal kebijakan yang datang dari Partai Demokrat AS itu mendapat kecaman dari produsen motor listrik global seperti Toyota Motor Corp dan Honda Motor Co, mengutip Reuters, Minggu (12/9). 

Toyota menyebut rencana AS itu sebagai bentuk mendiskriminasi terhadap para pekerja mobil di AS yang tidak berniat untuk bergabung dalam satu organisasi pekerja.  

“RUU ini tidak adil. Ini bentuk mendiskriminasikan produsen kendaraan listrik yang dibuat oleh pekerja keras AS hanya berdasarkan apakah mereka tergabung dalam serikat pekerja. Rekan produksi seperti Honda di Alabama, Indiana dan Ohio yang akan membangun kendaraan listrik kami layak mendapatkan perlakuan yang adil dan setara oleh Kongres," ujar Honda dalam sebuah pernyataan. 

RUU ini akan menelan biaya senilai US$ 33 miliar hingga US$ 34 miliar selama 10 tahun mendatang. Ini akan meningkatkan kredit pajak maksimum hingga US$ 12.500 untuk kendaraan listrik, naik dari saat ini sebesar US$ 7.500. 

RUU tersebut membatasi kredit EV untuk mobil dengan harga tidak lebih dari US$ 55.000, sementara truk dapat dihargai hingga US$ 74.000. 

Toyota menambahkan akan berjuang untuk menyediakan kendaraan listrik baikmobil dan truk dengan biaya terjangkau bagi konsumen AS.

Selanjutnya: Ford akan segera angkat kaki dari India, ini alasannya



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×