Sumber: Bloomberg | Editor: Dessy Rosalina
SYDNEY/DETROIT. Penguatan mata uang tidak selamanya membawa berkah bagi korporasi. Bagi General Motors Co (GM), penguatan mata uang malah membebani pundi-pundi kas.
Penguatan dollar Australia (AUD) memaksa GM menutup pabrik mobil di Negeri Kangguru pada 2017 mendatang. Di Australia, GM mengoperasikan bisnis lewat anak usaha GM Holden.
Holden adalah merek mobil lokal Australia yang diakuisisi pada tahun 1931 sialm. "Penutupan produksi mobil adalah refleksi dari suramnya industri otomotif Australia," tandas Dan Akerson, CEO General Motors, mengutip Bloomberg, kemarin.
Sejak tahun 2009 hingga 2012, nilai tukar AUD/USD menguat sebesar 50%. Beban produksi yang naik membuat ekspor mobil menghasilkan margin tipis.
Beban produksi GM Holden telah meningkat sebesar 60% dibandingkan 10 tahun lalu. Di kamus GM, produksi GM Holden merupakan yang tertinggi di dunia.
Faktor lain adalah penarikan insentif pajak mobil. Di tangan Tony Abbott, Perdana Menteri (PM) Australia, subsidi industri otomotif sebesar A$ 500 juta akan dihentikan pada tahun 2015 mendatang.
Sejak tahun 2004, GM Holden hanya mampu membukukan keuntungan dua kali. Yakni pada tahun 2010 dan 2011 lalu.
GM Holden bertahan karena mendapat subsidi pemerintah sebesar A$ 153 juta per tahun. Subsidi ini berlangsung dari tahun 2001 hingga 2012. Kebijakan subsidi berubah saat Abbott berkuasa.
Dave Smith, Kepala Persatuan Buruh Manufaktur Australia menilai, keluarnya GM akan mematikan industri otomotif Australia. “Semua produsen mobil akan pergi. Toyota juga tidak akan bertahan," ujar dia.
Pasca penghentian produksi, GM masih mempertahankan pusat distribusi dan diler. Keputusan GM menyusul langkah Ford yang bakal menutup pabrik di Australia pada tahun 2016.