Sumber: Businessinsider,money.cnn | Editor: Mesti Sinaga
Penguatan dollar Amerika Serikat (AS) tampaknya tak terbendung dan belum akan berhenti dalam waktu dekat. Begitulah keyakinan dan prediksi para analis dan investor dunia. Hari-hari ini, Dollar AS menguat hampir terhadap semua mata uang dunia, termasuk mata uang kuat, euro.
Dollar AS kini tengah menikmati penguatan tercepatnya dalam 40 tahun terakhir terhadap mata uang kuat dunia. Pendorongnya adalah menguatnya ekonomi AS di tengah pelemahan ekonomi negara-negara lain, termasuk Eropa.
Eropa kini tengah berkutat dengan upayanya keluar dari krisis dengan berbagai program stimulus dan kebijakan bunga rendah. Ini akan membawa tekanan bagi mata uang Benua Biru tersebut.
Di sisi lain, bank sentral AS, The Fed, tampaknya tak bisa lagi tidak menaikkan suku bunga setelah sekian lama menjalankan kebijakan bunga rendahnya. Hal ini menjadi magnet yang menyedot para investor dunia untuk mengamankan dananya dalam dollar AS. Ini akan membuat mata uang Uncle Sam ini berpeluang terus kuat.
Goldman Sachs memprediksi, setidaknya tahun depan euro yang kini berada di kisaran US$ 1,05 per euro akan tergelincir hingga mencapai nilai pariti (nilainya sama dengan dollar AS , di mana 1 euro = US$ 1). Terakhir kali pasangan euro/ dollar AS mencapai nilai pariti adalah akhir 2002. Goldman Sach bahkan memperkirakan, euro akan terus melemah hingga harganya tinggal 8 sen dollar AS (US$ 0,8 per euro) di akhir 2017.
Jadi investor yang masih pegang euro, saatnya mengatur ulang portofolio Anda.