kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.440.000   -4.000   -0,28%
  • USD/IDR 15.350   -1,00   -0,01%
  • IDX 7.829   -2,64   -0,03%
  • KOMPAS100 1.196   2,88   0,24%
  • LQ45 970   3,33   0,34%
  • ISSI 228   0,02   0,01%
  • IDX30 495   1,66   0,34%
  • IDXHIDIV20 597   3,35   0,56%
  • IDX80 136   0,44   0,33%
  • IDXV30 140   0,56   0,40%
  • IDXQ30 166   1,10   0,67%

Google akan bayar perusahaan media lebih dari US$ 1 miliar untuk konten berita


Jumat, 02 Oktober 2020 / 07:21 WIB
Google akan bayar perusahaan media lebih dari US$ 1 miliar untuk konten berita
ILUSTRASI. Google akan membayar lebih dari US$ 1 miliar ke para penerbit media selama tiga tahun ke depan melalui program baru berita lisensi.


Sumber: CNN | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Kabar baik untuk perusahaan media. Google akan mengeluarkan dana lebih dari US$ 1 miliar ke para penerbit media selama tiga tahun ke depan melalui program baru untuk berita lisensi.

Raksasa teknologi itu telah menandatangani kesepakatan lisensi dengan sekitar 200 perusahaan media di negara-negara tertentu dengan rencana untuk menambah lebih banyak dan memperluas secara geografis.

Google bersama dengan Facebook, mengontrol sebagian besar kue iklan yang pernah masuk ke penerbit di industri media. Menyusutnya pendapatan iklan telah menyebabkan ruang redaksi menyusut kecil dan sumber daya berkurang untuk memberitakan kisah-kisah lokal.

Miliaran dolar yang dihabiskan untuk melisensikan berita adalah cara Google menunjukkan kepada penerbit media bahwa mereka berkomitmen untuk membayar jurnalisme berkualitas tinggi dan mempertahankan industri media yang sedang berjuang.

Baca Juga: Hore! Google Meet perpanjang masa gratis hingga 2021, tidak dibatasi 1 jam per hari

Kesepakatan lisensi, yang sebelumnya diumumkan pada bulan Juni, adalah bagian dari produk baru yang disebut News Showcase, di mana penerbit yang berpartisipasi dapat mengkurasi dan memutuskan sendiri bagaimana menyajikan konten mereka di platform Google.

Konten tersebut ditampilkan sebagai "story panel" dan penerbit dapat menggunakan garis waktu, poin, atau artikel terkait untuk mendorong pemirsa mengklik ke situs mereka dan membaca lebih lanjut.

Google akan membayar beberapa penerbit media untuk membuat artikel paywall gratis diakses oleh non-pelanggan.

Mulai Kamis (1/10), pengguna Google di Brasil dan Jerman dapat mengakses fitur tersebut. Saat peluncuran, News Showcase tersebut hanya akan tersedia di aplikasi Google News di Android.

Tapi itu akan segera diperluas ke aplikasi iOS dan kemudian meluas ke aplikasi Google Discover dan pencarian Google.

"Jelas bahwa industri surat kabar telah lama menghadapi tantangan ekonomi," kata Brad Bender, Wakil Presiden Manajemen Produk untuk Berita Google kepada CNN Business.

"Saya pikir sejumlah dari kita di ekosistem ingin meningkatkan dan memungkinkan masa depan yang lebih baik untuk berita. Ini adalah investasi yang sangat besar, investasi terbesar kami saat ini, tetapi ini benar-benar membangun upaya kami selama 20 tahun dengan industri," imbuhnya.

Baca Juga: Bikin mata nyaman, Google tambahkan tema dark mode di aplikasi Google Maps

Membayar penerbit untuk menampilkan konten mereka telah lama menjadi sumber ketegangan antara perusahaan media dan platform teknologi. Facebook membuat kesepakatan lisensi dengan outlet berita termasuk The New York Times dan Dow Jones tahun lalu ketika meluncurkan Facebook News.

Google telah berselisih dengan regulator Australia tentang undang-undang yang memungkinkan penerbit menegosiasikan kompensasi atas konten mereka.
Faktanya, Australia adalah salah satu negara pertama di mana Google mulai menandatangani perjanjian lisensi dengan penerbit, tetapi perusahaan tersebut telah menghentikan program di sana.

"Meskipun keprihatinan kami tentang kode itu serius, kami yakin hal itu dapat diselesaikan dan berharap dapat segera menghadirkan News Showcase ke Australia, karena kami yakin program ini akan membantu penerbit mengembangkan pemirsanya dan berkontribusi terhadap keberlanjutan keseluruhan mitra berita Australia kami," Mel Silva, Direktur Pelaksana Google Australia dan Selandia Baru, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Thailand mengambil tindakan hukum pertama terhadap Facebook dan Twitter

Untuk story panel ini, Google telah menandatangani kesepakatan dengan publikasi di Jerman, Brasil, Argentina, Kanada, Inggris Raya, dan Australia.
Penerbit yang berpartisipasi termasuk majalah Jerman Der Spiegel, surat kabar harian Brasil Folha de S.Paulo dan perusahaan media Kanada, Village Media.

Google menolak mengatakan kapan akan diluncurkan dengan penerbit media di Amerika Serikat (AS).

Pembayaran yang diterima setiap penerbit bervariasi berdasarkan pada apa dan berapa banyak yang mereka sediakan. Nantinya, Google akan mengizinkan penerbit untuk memasukkan video dan audio, bukan hanya gambar dan teks, ke News Showcase.

Bender mengatakan, produk baru Google dinamai News Showcase karena penerbit akan memamerkan jurnalisme mereka dan pandangan mereka tentang apa yang penting.

"Bergantung pada cerita dan bagaimana mereka ingin menceritakannya, penerbit yang berpartisipasi dapat memilih template terbaik untuk menampilkan jurnalisme terbaik mereka dan menceritakan kisah seperti yang mereka inginkan," kata Bender.

"Konteks tambahan bagi pengguna ini tidak hanya membantu pengguna memahami cerita dengan lebih baik, tetapi juga membantu mereka mengetahui suara editorial dan prioritas penerbit," imbuh Bender.

Bender mengatakan Google berencana meneruskan program ini dan tidak hanya tiga tahun ke depan. Karena itu, Google akan menginvestasikan lebih dari US$ 1 miliar yang direncanakan.

Selanjutnya: Dari Nokia hingga Google, berikut deretan orang India pemimpin perusahaan top dunia




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×