kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Google luncurkan platform berita berbayar di Australia


Jumat, 05 Februari 2021 / 15:27 WIB
Google luncurkan platform berita berbayar di Australia
ILUSTRASI. Google. REUTERS/Dado Ruvic


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - AMERIKA. Google baru saja meluncurkan platform berita berbayar, News Showcase di Australia pada Jumat (5/2). Perusahaan teknologi raksasa ini bahkan telah menggandeng media lokal untuk menyuplai konten di platform tersebut.

Peluncuran News Showcase hari ini, melibatkan tujuh media lokal, termasuk Canberra Times. Namun tidak diungkapkan berapa nilai kesepakatan penyediaan konten tersebut, dan Canberra Times juga belum mau berkomentar. Google berharap, akan lebih banyak lagi media yang bisa ikut terlibat.  

Seorang profesor di Pusat Transisi Media Universitas Teknologi Sydney Derek Wilding menilai, kerja sama tersebut akan memberikan alternatif modal bagi kebijakan yang tengah digodok pemerintah Australia.  "Yang masih perlu dilihat lagi jika penerbit (perusahaan media) masuk lebih besar ke produk tersebut," kata Wilding dilansir dari Reuters, Jumat (5/2). 

Sebelumnya, platform tersebut telah diluncurkan di Brazil dan Jerman. Sementara di Australia, seharusnya dijadwalkan Juni lalu namun baru teralisasi tahun ini. Penundaan waktu peluncuran karena regulator tengah menggodok undang - undang yang mengharuskan Google membayar perusahaan media atas konten berita yang tayang di plaformnya.

Perusahaaan teknologi ini masih berupaya melobi pemerintah Australia. Namun Google menilai, kebijakan tersebut tidak bisa dijalankan karena akan memaksa perusahaan untuk menarik diri jika aturan itu tetap dijalankan. 

Baca Juga: Fitur baru Google Meet bisa mengecek kualitas audio dan video, begini cara pakainya

Pemerintah akhirnya memberikan tanggapan akan rencana Google meninggalkan Australia. Bendahara Australia Josh Frydenberg menyebut, pendekatan Google dinilai konstruktif. Hal ini terlihat dalam pertemuan bersifat pribadi beberapa hari terakhir. 

"Perdana Menteri (Scott Morrison) dan saya sendiri serta (Menteri Komunikasi) Paul Fletcher melakukan diskusi yang sangat konstruktif dengan kepala Google kemarin. Dalam diskusi itu, mereka berkomitmen kembali ke Australia, dan kembali (pada undang - undang)," terangnya. 

Bulan lalu, Reuters telah menandatangani kesepakatan dengan Google untuk menjadi penyedia berita global pertama untuk Google News Showcase. Reuters dimiliki oleh penyedia berita dan informasi Thomson Reuters Corp.

Google dan perusahaan media asal Prancis menyetujui skema kebijakan hak cipta bagi perusahaan teknologi untuk membayar konten dari penerbit berita. Ini merupakan kebijakan yang pertama  diberlakukan di Eropa.

Di bawah undang-undang yang diusulkan Canberra, Google dan Facebook harus membayar konten dari penerbit dan penyiar Australia termasuk yang tayang dalam mesin pencarian atau umpan berita. Jika mereka gagal mencapai kesepakatan dengan penerbit, arbitrator yang ditunjuk pemerintah akan memutuskan harganya. 

Selanjutnya: Bila Google keluar dari Australia, Bing siap jadi pengganti




TERBARU

[X]
×