Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Setelah menarik perhatian dunia karena memberikan dukungan kepada Israel, kini CEO Tesla, Elon Musk, menerima undangan dari Hamas untuk datang ke Gaza dan menyaksikan secara langsung pembantaian yang ada.
Mengutip Al Jazeera, undangan tersebut disampaikan langsung oleh pejabat senior Hamas, Osama Hamdan, pada hari Selasa (28/11). Namun, melalui akun X pribadinya, Musk merasa saat ini masih terlalu berbahaya.
"Tampaknya agak berbahaya saat ini, tapi saya yakin bahwa Gaza yang makmur dalam jangka panjang akan baik bagi semua pihak," tulis Musk dalam cuitannya hari Rabu (29/11).
Hamdan meminta Musk untuk juga mengunjungi Palestina dan memperoleh perspektif yang lebih menyeluruh tentang apa yang terjadi di Gaza, sehingga bisa memberikan penilaian yang objektif.
Baca Juga: Gencatan Senjata Israel dan Hamas di Gaza Resmi Diperpanjang Dua Hari
"Kami mengundang beliau mengunjungi Gaza untuk melihat sejauh mana pembantaian dan penghancuran yang dilakukan terhadap rakyat Gaza. Dalam waktu 50 hari, Israel menjatuhkan lebih dari 40.000 ton bahan peledak ke rumah warga Gaza yang tidak berdaya," kata Hamdan dalam konferensi pers di Beirut, Lebanon.
Hamdan juga meminta AS untuk meninjau kembali hubungan mereka dengan Israel dan berhenti memasok senjata kepada mereka.
Kepada komunitas internasional, Hamdan meminta bantuan berupa tim pertahanan sipil khusus untuk membantu mengevakuasi ribuan jenazah dari bawah reruntuhan.
Baca Juga: Elon Musk akan Bertemu dengan Para Pemimpin Israel pada hari Senin (27/11)
Dukungan Elon Musk kepada Israel
Musk dibanjiri kritik karena platform media sosialnya, X, dianggap penuh dengan retorika anti-Semitisme dan nasionalis kulit putih yang mempromosikan kekerasan dan kebencian.
Elon Musk berkunjung ke Israel pada hari Senin (27/11) dan bertemu langsung dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Selama kunjungannya ke Israel, Musk mengaku terkejut saat melihat kibbutz Kfar Aza yang hancur, dan mengatakan bahwa Israel tidak punya pilihan selain melenyapkan Hamas.
Pada kesempatan yang sama, Musk juga mencapai kesepakatan dengan Israel yang memungkinkan unit satelit Starlink dioperasikan di Israel dengan persetujuan Kementerian Komunikasi Israel serta jalur Gaza.
Langkah ini akan membawa perubahan signifikan dalam sektor komunikasi di Gaza di tengah banyaknya pemadaman telekomunikasi.