kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,22   7,82   0.87%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hampir gulung tikar karena strategi harga miring kompetitor (2)


Jumat, 21 Juni 2019 / 09:45 WIB
Hampir gulung tikar karena strategi harga miring kompetitor (2)


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tri Adi

Avast Software dirintis Pavel Baudis berawal dari hobi pemograman. Dia mampu menciptakan antivirus komputer. Maklum, dia adalah lulusan teknik informatika. Awalnya pemograman hanya menjadi hobi saat akhir pekan lantaran Cekoslowakia kala itu masih berporos ke Rusia dengan sistem pemerintahan komunis. Rezim itu tidak membolehkan hak kepemilikan pribadi. Baudis baru leluasa mengembangkan hobinya menjadi bisnis setelah rezim komunis berakhir.

Pavel Baudis menjadi miliarder dengan total kekayaan sekitar US$ 1,4 miliar berkat kejayaan perusahaan perangkat lunak keamanan komputer atau antivirus Avast Software. Ia merintis perusahaan ini puluhan tahun silam saat masih berusia 28 tahun.

Avast Software bermetamofosis dari sebuah perusahaan kecil di Repubklik Cek dengan hanya 40 karyawan. Lalu menjadi perusahaan multinasional dan berhasil melantai di Bursa Saham London pada Mei 2018 dengan kapitalisasi pasar US$ 3,1 miliar. Kini perusahaan sudah memiliki 25 kantor di berbagai negara dan mempekerjakan lebih dari 1.700 karyawan.

Perusahaan ini dibangun dari proyek hobi akhir pekan dan berubah menjadi perusahaan raksasa yang melindungi software hampir setengah miliar orang dunia. Perjalanan Baudis sukses mengembangkan Avast Software bersama rekannya Eduard Kucera bukannya tanpa menginjak onak dan duri.,

Kisahnya dimulai pada saat Cekoslowakia, nama lama Republik Cek, masih dikuasai rezim komunis karena terafiliasi ke Rusia. Saat itu, rezim melarang adanya kepemilikan pribadi.

Pada tahun 1988, ia menemukan program antivirus pertama setelah sebelumnya mendapat kiriman disket berisi virus Vienna yang muncul setahun sebelumnya.

Lalu di akhir 1980-an, Baudis dan Kucera memutuskan meninggalkan pekerjaan mereka sebagai peneliti di Institut Penelitian Mesin Matematika, yakni lembaga yang didanai oleh pemerintah. Keduanya lantas mendirikan koperasi Alwil di bawah badan hukum Serikat Pemuda Sosialis dan memulai bisnisnya setelah rezim komunis mulai berakhir.

Awalnya, perjalanan bisnis Alwil berjalan menggembirakan dengan produk program antivirusnya. Pada tahun 1991, Alwil mengubah dasar hukum bisnisnya dari koperasi menjadi perusahaan. Ia mengubah nama menjadi Avast Software, sesuai dengan nama produk terlarisnya. Penjualan produk antivirus Avast dari tahun ke tahun terus meningkat.

Kesuksesan itu membuat perusahaan software besar McAfee tertarik mengakuisisi Avast Software pada 1997. Namun, Baudis menolak tawaran itu dan memilih melisensikan Avast ke McAfee. Hasilnya, distribusi global perangkat lunak itu tumbuh dengan cepat.

Rupanya perjalanan bisnis memang tidak selalu cerah. Badai menghantam bisnis Avast pada tahun 2000 dan sempat hampir bangkrut saat perusahaan raksasa Amerika Symantec merambah ke Eropa Timur. Perusahaan tersebut mencoba menyapu pasar dengan menawarkan harga lebih rendah serta mendekatkan diri ke perusahaan internasional.

Pada tahun 2001, keduanya hampir menyerah dan tak punya harapan bertahan. Mereka kemudian mengambil strategi radikal dengan mengubah konsep bisnis dari tradisional dan menawarkan produk antivirus gratis ke rumah tangga dan berfokus pada UKM. Di luar perkiraan, strategi itu rupanya justru menyelamatkan perusahaan.

Sepuluh tahun kemudian Avast jauh lebih kuat. Pada 2010, Alwil berhasil mendapatkan investor pertamanya yakni Summit Partners. Pada tahun 2012, perusahaan ini mengawali rencana listing di Wall Street tapi batal karena kondisi pasar. Pada tahun 2014, Alwil mendapat investor kedua, yakni CVC Capital Partners.

Dua tahun kemudian Avast melakukan ekspansi anorganik dengan mengakuisisi saingan lokalnya yakni AVG Technologies. Pada tahun 2017, Avast terus melakukan inovasi. Semua versi antivirus Avast mampu melindungi dari serangan ransomware WannaCry, BadRabbit dan NotPetya dan Emotet crypto-mining, tanpa memerlukan pembaruan produk.

(Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×