Sumber: Cointelegraph | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin (BTC) yang terus menanjak kini mulai dianggap semakin sulit dijangkau oleh investor ritel, memunculkan kekhawatiran apakah bull market saat ini dapat bertahan lebih lama dari siklus empat tahunan yang selama ini menjadi pola pasar kripto.
Perusahaan intelijen pasar kripto 10x Research menilai bahwa Bitcoin kini menjadi terlalu mahal untuk pembelian secara ritel, kondisi yang berpotensi mengancam keberlanjutan siklus kenaikan harga (bull run) yang tengah berlangsung.
Dalam laporan terbarunya pada Selasa (28/10/2025), 10x Research menyebut bahwa banyak analisis yang mengharapkan siklus bull market kali ini bertahan lebih lama tidak memiliki dasar yang kuat secara statistik jika dibandingkan dengan empat siklus sebelumnya.
“Bitcoin sedang mengalami diminishing returns,” tulis 10x Research.
“Meskipun banyak yang melihat hal ini sebagai tanda kedewasaan pasar, hal itu menimbulkan pertanyaan lebih dalam tentang validitas teori siklus Bitcoin,” tambahnya.
Baca Juga: Strategy, Perusahaan Bitcoin Michael Saylor Dapat Rating Junk Bond dari S&P Global
10x menambahkan bahwa karena Bitcoin baru berusia 16 tahun, menarik kesimpulan statistik jangka panjang dari periode waktu yang relatif singkat ini masih sangat diragukan secara ilmiah.
Proyeksi 10x Research: Bitcoin Capai Puncak Siklus di $125.000
Meski banyak model prediksi, seperti stock-to-flow model yang populer dan kerap memperkirakan lonjakan harga Bitcoin hingga US$1 juta, 10x Research memproyeksikan puncak harga atau cycle top Bitcoin hanya akan mencapai sekitar US$125.000 pada akhir tahun 2025.
Metodologi yang digunakan 10x Research juga sempat sukses memprediksi titik terendah pasar bearish (bear market bottom) pada Oktober 2022, memberikan kredibilitas tambahan terhadap analisis mereka.
Perkiraan tersebut tergolong lebih konservatif dibandingkan prediksi dari sejumlah analis dan institusi keuangan lainnya.
Prediksi Optimistis dari Standard Chartered: Bitcoin Bisa Sentuh US$200.000
Sementara itu, Geoff Kendrick, Kepala Riset Aset Digital Global di Standard Chartered, memberikan pandangan yang jauh lebih optimistis.
Dalam wawancara dengan Cointelegraph di ajang European Blockchain Convention 2025 di Barcelona, Kendrick memperkirakan harga Bitcoin dapat menembus US$200.000 pada akhir 2025.
Baca Juga: Bitcoin Siap Cetak Rekor Baru? Analis Sebut Target US$118.000 Sudah di Depan Mata
Ia berpendapat, likuidasi besar-besaran senilai US$19 miliar yang baru-baru ini terjadi justru dapat menjadi peluang beli bagi investor jangka panjang.
Dalam wawancara sebelumnya pada Februari 2025, Kendrick bahkan menyebut Bitcoin berpotensi menembus US$500.000 pada saat masa jabatan kedua Presiden AS Donald Trump berakhir pada 2028.
Trader “Smart Money” Mulai Tambah Eksposur ke Bitcoin
Data dari platform intelijen blockchain Nansen juga menunjukkan bahwa para trader profesional atau “smart money” kini meningkatkan eksposur terhadap Bitcoin.
Token Binance-native Bitcoin (BTCB) tercatat sebagai aset ke-11 yang paling banyak dimiliki oleh kelompok trader tersebut pada Selasa (22/10), bersaing dengan beberapa token spekulatif seperti Pump.fun (PUMP) dan Pepe (PEPE) yang saat ini juga populer di kalangan pelaku pasar kripto.













