Sumber: Finbold News | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aset kripto Bitcoin (BTC) menunjukkan tanda-tanda pemulihan pada Senin, 27 Oktober 2025, seiring Indeks Crypto Fear & Greed naik ke level 51 dan memasuki zona netral untuk pertama kalinya sejak Presiden Donald Trump memulai kembali perang tarif baru dengan China beberapa pekan lalu.
Pada saat artikel ini ditulis, harga Bitcoin berada di kisaran US$115.420, naik 2,60% dalam 24 jam terakhir, hampir sejalan dengan kenaikan 2,50% di pasar kripto secara keseluruhan.
Kenaikan ini didorong oleh kombinasi sinyal teknikal yang positif, relaksasi tekanan makroekonomi, serta arus dana institusional yang kembali masuk ke pasar kripto. Aksi beli tersebut membuat BTC berhasil menembus kembali rata-rata pergerakan eksponensial (EMA) 50 hari di level US$114.176.
Menurut analis pasar Ted Pillows, area US$114.000 kini berfungsi sebagai level support kunci, sementara US$118.000 menjadi target penting berikutnya yang perlu diawasi oleh pelaku pasar.
Baca Juga: Robert Kiyosaki Sebut Kripto Ini Punya Potensi Besar Seperti Bitcoin
“Sekarang, Bitcoin perlu menembus kembali zona US$118.000, dan rekor tertinggi baru (all-time high/ATH) bisa saja terjadi dalam 1–2 minggu ke depan,” tulis Pillows di platform X.
Volume Perdagangan Jadi Kunci Penguatan
Dalam penjelasan lanjutannya, Pillows menekankan bahwa konfirmasi volume perdagangan akan menjadi faktor utama keberhasilan reli ini. Ia juga mengingatkan bahwa zona dukungan US$118.000 harus tetap terjaga agar tren bullish dapat berlanjut.
Hingga berita ini diturunkan, volume perdagangan harian Bitcoin mencapai US$59,45 miliar, melonjak lebih dari 140%, yang memperkuat sentimen positif di pasar.
Pillows menambahkan bahwa pola pergerakan harga saat ini “masih bersih” dan momentumnya “masih kuat”, meskipun ia mengakui bahwa perubahan kondisi makroekonomi dapat memengaruhi arah kenaikan tersebut.
Harapan Pemangkasan Suku Bunga dan Perjanjian Dagang AS–China
Katalis positif lain datang dari data inflasi Amerika Serikat (CPI) yang dirilis pada Jumat lalu, mencatat kenaikan +0,3% bulan ke bulan, lebih rendah dari perkiraan +0,4%.
Angka ini memperkuat ekspektasi pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pada 29 Oktober mendatang.
Baca Juga: Pasar Kripto Bangkit, Kapitalisasi Tembus US$3,9 T Dipimpin Reli Bitcoin dan Ethereum
Berdasarkan data dari platform prediksi berbasis kripto Polymarket, peluang terjadinya pemangkasan suku bunga kini mencapai 98%.
Selain itu, kesepakatan dagang baru antara AS dan China selama akhir pekan juga menjadi kabar positif, yang sementara menghentikan penerapan tarif baru dan melonggarkan pembatasan ekspor logam tanah jarang (rare earth).
Dengan latar belakang tersebut, para trader kini mengamati apakah Bitcoin dapat bertahan di atas level US$114.000 menjelang rapat The Fed pada Rabu, 29 Oktober, serta KTT Washington–Beijing pada 1 November.
Kedua peristiwa itu dinilai berpotensi menentukan arah harga BTC, termasuk peluang untuk menembus level US$118.000 dan mencetak rekor tertinggi baru dalam waktu dekat.













