Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) melemah dari level tertingginya dalam dua pekan terhadap sejumlah mata uang utama pada Kamis (10/7).
Pasar tampaknya tidak terlalu terguncang oleh gelombang baru ancaman tarif dari Presiden AS Donald Trump, kecuali di Brasil, yang mata uangnya real terdepresiasi tajam hingga 2,8% dalam semalam.
Pelemahan dolar AS juga didorong oleh penurunan tajam imbal hasil obligasi pemerintah AS, setelah lelang surat utang bertenor 10 tahun yang kuat pada Rabu (9/7).
Baca Juga: Bursa Asia Variatif Kamis (10/7) Pagi, Usai Trump Naikkan Tarif Impor Brasil Jadi 50%
Hasil ini meredam kekhawatiran atas narasi “Sell America” yang sempat memicu aksi jual di pasar obligasi, dolar, dan saham AS secara bersamaan awal tahun ini.
Secara keseluruhan, investor global menunjukkan selera tinggi terhadap aset berisiko. Ketidakpastian terkait dampak tarif tampaknya mulai mereda.
Kondisi ini turut mendorong saham Nvidia menembus valuasi US$ 4 triliun, dan harga Bitcoin menyentuh level tertinggi sepanjang masa mendekati US$ 112.000.
Sentimen pasar juga ditopang oleh risalah pertemuan terakhir The Fed yang mengindikasikan sebagian besar pejabat bank sentral AS mendukung kemungkinan penurunan suku bunga dalam waktu dekat.
Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama dunia, turun 0,1% menjadi 97,286, memperpanjang pelemahan 0,2% dari sehari sebelumnya.
Sebelumnya, indeks ini sempat menyentuh posisi tertinggi sejak 25 Juni di level 97,837 sebelum kehilangan momentum.
Baca Juga: Trump Kenakan Tarif 50% untuk Brasil, Perintahkan Investigasi Praktik Dagang Tak Adil
Real Brasil Melemah Tajam
Dari seluruh negara mitra dagang, Brasil menjadi yang paling terdampak oleh surat terbaru Trump yang mengancam tarif 50% atas produk impornya.
Sebelumnya, Brasil hanya dikenakan tarif baseline sebesar 10% dalam pengumuman “Liberation Day” pada 2 April.
Namun, Trump menyebut bukan hanya praktik dagang yang dipermasalahkan, tetapi juga perlakuan terhadap mantan Presiden Jair Bolsonaro.
Bolsonaro, yang dikenal dekat dengan Trump saat keduanya masih menjabat, kini tengah menjalani proses hukum atas dugaan upaya kudeta untuk menggagalkan pelantikan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva pada Januari 2023.
Real Brasil sempat anjlok ke level 5,6047 per dolar AS, level terlemah sejak 6 Juni, sebelum pulih ke 5,5826 pada perdagangan terakhir.
"Ini menjadi pengingat bahwa Trump masih kerap menggunakan tarif sebagai alat tekanan, bukan hanya untuk isu perdagangan," tulis Taylor Nugent, ekonom pasar senior di National Australia Bank dalam catatan untuk klien.
Nugent menambahkan, yang lebih menarik dari surat tarif terbaru adalah negara-negara yang belum dikirimi surat, seperti India, Uni Eropa, dan Taiwan.
Sejumlah pejabat AS termasuk Trump menyebut kesepakatan dengan India sudah semakin dekat, begitu pula pembicaraan dengan Uni Eropa.
Baca Juga: Trump Kritik Tajam Putin, Rusia Serang Ukraina dengan 728 Drone
Kinerja Mata Uang dan Kripto
Di pasar mata uang lainnya:
- Euro menguat 0,2% ke US$ 1,1747
- Poundsterling naik 0,2% ke US$ 1,3612
- Yen Jepang menguat terhadap dolar, yang melemah 0,3% ke 145,84 yen
- Franc Swiss juga menguat 0,3%, menekan dolar ke 0,7922
Sementara itu, Bitcoin naik tipis 0,3% ke level US$ 111.114, mendekati rekor tertinggi semalam di US$ 111.988,90.
“Rekor baru Bitcoin terjadi karena sentimen risiko yang membaik,” tulis Tony Sycamore, analis dari IG. Ia menambahkan, meskipun belum terjadi lonjakan spekulatif besar, potensi kenaikan Bitcoin menuju US$ 120.000 masih terbuka.