CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.880   0,00   0,00%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Harga Bitcoin Melesat Tembus US$ 40.000, Bisa Naik Sampai Level Berapa?


Sabtu, 05 Februari 2022 / 07:25 WIB
Harga Bitcoin Melesat Tembus US$ 40.000, Bisa Naik Sampai Level Berapa?
ILUSTRASI. Harga Bitcoin melampaui ambang psikologis utama US$ 40.000 untuk pertama kalinya sejak 22 Januari 2022 lalu.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin melesat menembus US$ 40.000 pada Sabtu (5/2), level tertinggi dalam dua minggu terakhir. Bahkan, Bitcoin saat ini ada di kisaran US$ 41.000.

Mengacu data CoinMarketCap pada Sabtu (5/2) pukul 07.15 WIB, harga Bitcoin bertengger di US$ 41.638,25 atau melonjak 11,78% dalam 24 jam terakhir.

Harga mata uang kripto terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar itu melampaui ambang psikologis utama US$ 40.000 untuk pertama kalinya sejak 22 Januari lalu. 

"Beberapa serangan pada sisi bawah tidak berhasil lagi karena risiko telah dihilangkan," kata Daniel Kukan, Senior Trader Crypto Finance AG, seperti dikutip CoinDesk.

Kukan mengatakan, target berikutnya untuk tingkat harga Bitcoin pada sisi atas adalah US$ 42.000 hingga US$ 43.000. 

Baca Juga: Sudah 2 Pekan Harga Bitcoin Mentok di US$ 38.000, Berikut Proyeksi JPMorgan Tahun Ini

Harga Bitcoin sempat turun setelah Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pertumbuhan pekerjaan yang kuat secara tak terduga pada Januari lalu.

Secara teoritis, laporan semacam itu akan negatif untuk harga Bitcoin, karena bank sentral AS, Federal Reserve mungkin perlu bergerak lebih agresif dalam menaikkan suku bunga untuk menjaga pasar tenaga kerja tidak terlalu panas. 

Secara umum, harga Bitcoin telah merespons negatif terhadap kebijakan moneter yang lebih ketat.

"Reaksi spontan awal Bitcoin terhadap laporan penggajian nonpertanian yang sangat kuat adalah kelemahan," kata Edward Moya, Analis Pasar Senior Oanda, seperti dilansir CoinDesk.

Tapi, dia mencatat, "harga Bitcoin telah berhasil stabil meskipun tekanan inflasi meningkat yang terus mendorong imbal hasil obligasi global lebih tinggi".



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×