kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Bitcoin Terpangkas 50% dari Rekor Tertinggi, Begini Kata Morgan Stanley


Senin, 31 Januari 2022 / 21:08 WIB
Harga Bitcoin Terpangkas 50% dari Rekor Tertinggi, Begini Kata Morgan Stanley
ILUSTRASI. Seorang pria memakai masker berlogo Bitcoin di Nakhon Ratchasima, Thailand, Jumat (21/1/2022). Bulan ini harga Bitcoin sempat terpangkas 50% dari rekor tertinggi sepanjang masa, begini kata Morgan Stanley. REUTERS/Soe Zeya Tun.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Upaya menembus level US$ 40.000 gagal, harga Bitcoin melorot ke US$ 37.000 pada Senin (31/1). Bulan ini harga Bitcoin sempat terpangkas 50% dari rekor tertinggi sepanjang masa. 

Berdasarkan data CoinMarketCap pada Senin (31/1) pukul 21.00 WIB, harga Bitcoin ada di US$ 37.266,55 atau turun 1,94% dalam 24 jam terakhir. Tapi, naik 11,68% dalam sepekan belakangan.

Hanya, menurut Morgan Stanley dalam riset bertajuk State of The Bear Market yang terbit akhir pekan lalu, penurunan 50% harga Bitcoin dari rekor tertinggi hampir di US$ 69.000 bukanlah hal baru, dan koreksi berada dalam norma historis.

Meski begtiu, memperkirakan harga wajar Bitcoin sulit karena perdagangannya yang spekulatif, dibantu ketersediaan besar dollar AS dan likuiditas bank sentral, Head of Research Cryptocurrency Morgan Stanley Sheena Shah mengatakan.

Tapi, Sheena bilang, jika harga Bitcoin jatih ke bawah US$ 28.000, pasar mungkin mengharapkan pelemahan lebih lanjut karena angka itu berada di sekitar posisi terendah tahun lalu. 

Baca Juga: Harga Bitcoin Melorot Lagi, Ini Proyeksi JPMorgan Hingga Akhir Tahun

Di sisi atas, US$ 45.000 adalah level yang harus pasar perhatikan. Sebab, level itu akan menunjukkan tren turun baru-baru ini mungkin berbalik, Sheena menambahkan.

Morgan Stanley mencatat, Bitcoin telah menyaksikan 15 bear market sejak mata uang kripto tertua di dunia itu lahir pada 2009 lalu. Dan, koreksi yang terlihat dalam beberapa bulan terakhir berada dalam kisaran apa yang telah terjadi sebelumnya.

“Sampai Bitcoin umumnya digunakan sebagai mata uang untuk transaksi barang dan jasa (di dunia kripto atau non-kripto, sulit untuk menilai Bitcoin pada permintaan fundamental di luar spekulasi aset,” kata Morgan Stanley, seperti dikutip CoinDesk.

Investor kripto mungkin perlu bersabar jika berada di tengah koreksi pasar risiko yang lebih besar. Atau, leverage di pasar kripto perlu meningkat untuk memulai tren bullish karena likuiditas bank sentral dihapus.

Kemudian, investor dan trader harus memperhatikan regulasi, non-fungible token (NFT), dan penerbitan stablecoin dalam beberapa bulan mendatang, Morgan Stanley menambahkan.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×