Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas tetap mendekati level tertinggi dalam 2 minggu yang dicapai sebelumnya pada hari ini. Harga emas didukung oleh meningkatnya ketegangan geopolitik dan ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve di minggu depan, menjelang laporan inflasi Amerika Serikat (AS) yang diawasi ketat.
Rabu (11/12) pukul 16.30 WIB, harga emas spot stabil di level US$ 2.692,16 per ons troi dan mencapai level tertinggi sejak 25 November di awal sesi.
Sejalan, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Februari 2025 terlihat naik 0,4% menjadi US$ 2.728,6 per ons troi.
Fokus investor kini pada Indeks Harga Konsumen (IHK) AS, yang diperkirakan naik 0,3% pada bulan November 2024. Data tersebut dapat membantu menetapkan ekspektasi untuk kebijakan The Fed pada tahun 2025.
"Angka (IHK) yang diharapkan cukup memberi lampu hijau bagi The Fed untuk memangkas (suku bunga) di minggu depan dan itu mungkin menjadi katalis yang perlu kita lihat untuk emas," kata Kyle Rodda, analis pasar keuangan di Capital.com.
Baca Juga: Harga Emas Rabu Siang Tergelincir, Pasar Hitung Mundur Pengumuman Inflasi AS
The Fed kemungkinan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan 18 Desember, berdasarkan 90% ekonom yang disurvei oleh Reuters, dengan sebagian besar mengharapkan jeda pada akhir Januari 2025, di tengah kekhawatiran atas risiko inflasi.
Di bidang geopolitik, militer Israel mengatakan, telah menyerang sebagian besar persediaan senjata strategis di Suriah dan menyerang dua fasilitas angkatan laut Suriah. Sementara, polisi Korea Selatan menyerbu kantor presiden karena darurat militer, seperti dikutip dari kantor berita Yonhap.
Emas dianggap sebagai investasi yang aman selama kekacauan ekonomi dan geopolitik dan cenderung berkembang pesat dalam lingkungan suku bunga rendah.
Pembelian bank sentral, pelonggaran kebijakan moneter, dan ketegangan geopolitik telah mendorong emas batangan ke beberapa rekor tertinggi tahun ini, menempatkannya di jalur untuk tahun terbaiknya sejak 2010, dengan peningkatan lebih dari 30% sejauh ini.
Kemarin, Goldman Sachs menegaskan kembali sikap optimistis-nya terhadap harga dan menolak argumen bahwa emas batangan tidak dapat naik ke US$ 3.000 per ons troi pada akhir tahun 2025 di dunia di mana dolar AS tetap kuat.