Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas naik setelah dua sesi berturut-turut mengalami penurunan. Sentimen datang dari risiko geopolitik yang baru mendorong permintaan aset safe haven dan investor bersiap untuk data inflasi utama Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis pada hari ini (24/10/2025).
Kamis (23/10/2025), harga emas spot ditutup naik 0,68% ke US$ 4.126,28 per ons troi, setelah jatuh ke level terendah hampir dua minggu pada sesi sebelumnya.
Sejalan, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Desember 2025 ditutup menguat 2% ke level US$ 4.145,60 per ons troi.
Harga mencapai rekor tertinggi di US$ 4.381,21 pada hari Senin (20/10/2025), tetapi mencatat penurunan tertajam dalam lima tahun pada sesi berikutnya.
Baca Juga: Harga Emas Turun ke US$4.082 Kamis (23/10) Pagi, Dolar Menguat Jelang Data CPI AS
"Semua faktor fundamental yang mendorong emas menguat tahun ini masih sangat relevan. Ada beberapa aksi beli oportunistik saat harga sedang turun dan mungkin sedikit peningkatan ketegangan perdagangan dan geopolitik yang mendorong penawaran beli hari ini," kata Peter Grant, wakil presiden dan ahli strategi logam senior di Zaner Metals.
Harga emas telah naik sekitar 57% di sepanjang tahun ini, didorong oleh ketegangan geopolitik, ketidakpastian ekonomi, ekspektasi penurunan suku bunga, dan aksi beli berkelanjutan oleh bank sentral.
Presiden AS Donald Trump pada hari Rabu (22/102/2025) memberlakukan sanksi terkait Ukraina terhadap Rusia untuk pertama kalinya dalam masa jabatan keduanya, yang menargetkan perusahaan minyak Lukoil dan Rosneft.
Pemerintah AS juga sedang mempertimbangkan rencana untuk membatasi berbagai ekspor berbasis perangkat lunak ke hina , sebagai tanggapan atas pembatasan terbaru Beijing terhadap ekspor logam tanah jarang.
Fokus kini beralih ke laporan indeks harga konsumen AS yang akan dirilis hari Jumat, yang berpotensi menjadi sinyal inflasi paling jelas dari Federal Reserve menjelang pertemuan kebijakan minggu depan.
Baca Juga: Emas Terjun Bebas! Bill Gross Sebut Kenaikan Sudah di Puncak, Mirip Saham Meme
Data tersebut diperkirakan menunjukkan bahwa inflasi inti bertahan di angka 3,1% pada bulan September.
Pasar telah memperhitungkan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin, dengan penurunan suku bunga berikutnya pada bulan Desember.
Emas, aset yang tidak memberikan imbal hasil, cenderung diuntungkan dalam kondisi suku bunga rendah. Sementara itu, JP Morgan memperkirakan harga emas dapat mencapai rata-rata US$ 5.055 per ons troi pada kuartal keempat tahun 2026, dengan asumsi bahwa permintaan investor dan pembelian bank sentral akan mencapai rata-rata sekitar 566 ton per kuartal tahun depan.













