Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga emas melemah pada hari Senin dari level tertinggi hampir dua minggu, seiring penguatan dolar AS. Meski begitu, meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga AS menyusul sikap dovish Ketua Federal Reserve Jerome Powell minggu lalu memberikan sedikit dukungan untuk emas batangan.
Mengutip Reuters, Senin (25/8/2025), harga emas spot turun 0,2% menjadi US$ 3.364,29 per ons troi, pada pukul 02.56 GMT, setelah mencapai level tertinggi sejak 11 Agustus pada hari Jumat.
Harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember turun 0,3% menjadi US$ 3.409,60.
Baca Juga: Harga Emas Melemah ke US$ 3.364 di Tengah Hari Ini, Terseret Penguatan Dolar AS
Indeks dolar AS naik 0,2% terhadap mata uang utama lainnya setelah mencapai level terendah dalam empat minggu, membuat emas kurang menarik bagi pembeli asing.
"Terdapat level support yang cukup baik untuk emas di sekitar US$ 3.350 per ons troi dalam jangka pendek, dengan petunjuk dovish Powell yang memungkinkan emas untuk mencapai swing low yang signifikan pada hari Jumat," ujar analis senior City Index, Matt Simpson.
"Reli yang berkelanjutan kemungkinan membutuhkan inflasi PCE yang lebih rendah dan data ketenagakerjaan yang lebih lemah ke depannya. Namun, dengan inflasi yang kemungkinan akan tetap tinggi, kenaikan emas dapat tetap terbatas melampaui ekspektasi kenaikan awal."
Powell pada hari Jumat mengisyaratkan kemungkinan penurunan suku bunga pada pertemuan bank sentral AS bulan depan, dengan mengatakan bahwa risiko terhadap pasar tenaga kerja meningkat tetapi inflasi tetap menjadi ancaman, dan bahwa keputusan belum final.
Baca Juga: Harga Emas Dunia Tergelincir dari Puncak Dua Pekan Senin (25/8) Pagi
Pasar saat ini memperkirakan peluang penurunan suku bunga seperempat poin sebesar 87% pada pertemuan kebijakan 17 September, dan kumulatif penurunan sebesar 48 basis poin pada akhir tahun ini, menurut CME FedWatch Tool.
Harga emas cenderung terapresiasi dalam lingkungan suku bunga rendah, yang mengurangi biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Pasar saham Asia menguat pada hari Senin karena investor merayakan kemungkinan dimulainya kembali penurunan suku bunga di AS.
Kini investor menanti rilis data harga konsumsi pribadi AS pada hari Jumat yang diperkirakan akan menunjukkan inflasi inti naik ke level tertinggi sejak akhir 2023 di angka 2,9%.