Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas menguat ke level tertinggi dalam hampir tiga pekan pada Selasa (11/11), setelah Senat Amerika Serikat (AS) menyetujui RUU untuk mengakhiri penutupan pemerintahan (government shutdown) terpanjang dalam sejarah.
Kenaikan harga juga dipicu ekspektasi bahwa berakhirnya penutupan tersebut akan membuka kembali aliran data ekonomi penting menjelang potensi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve bulan depan.
Melansir Reuters, harga emas spot naik 0,5% menjadi US$4.137,06 per ons troi pada pukul 08.16 GMT, setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak 23 Oktober di US$4.148,75 per ons troi.
Baca Juga: Asia ESG Positive Impact Awards 2025, Kolaborasi Regional untuk Keberlanjutan
Meski demikian, harga tersebut masih di bawah rekor tertinggi US$4.381,21 yang dicapai pada 20 Oktober.
Kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember juga naik 0,5% menjadi US$4.143,80 per ons troi.
Menurut Ole Hansen, Kepala Strategi Komoditas Saxo Bank, penguatan emas terjadi karena “fokus baru terhadap kekhawatiran fiskal AS, di mana dibukanya kembali pemerintahan akan memungkinkan belanja baru yang didanai dengan tambahan utang.”
Senat AS pada Senin telah meloloskan rancangan undang-undang kompromi untuk mengakhiri shutdown, yang selama berminggu-minggu menunda publikasi data ekonomi penting, termasuk laporan tenaga kerja nonpertanian (non-farm payrolls).
RUU tersebut kini menuju ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang dikuasai Partai Republik. Ketua DPR Mike Johnson menyatakan ingin segera mengesahkannya pada Rabu dan mengirimkannya kepada Presiden Donald Trump untuk ditandatangani menjadi undang-undang.
Baca Juga: Malaysia dan Thailand Lanjutkan Pencarian Warga Rohingya yang Hilang di Laut
“Dibukanya kembali pemerintahan juga akan mengaktifkan kembali aliran data ekonomi, yang berpotensi memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga pada Desember,” tambah Hansen.
Sementara itu, para pembuat kebijakan The Fed masih terpecah mengenai arah kebijakan moneter, menyulitkan Ketua Jerome Powell dalam mengelola perbedaan pandangan setelah dua kali pemangkasan suku bunga tahun ini.
Gubernur The Fed Stephen Miran pada Senin mengatakan bahwa pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin mungkin diperlukan pada Desember.
Data pekan lalu menunjukkan tanda-tanda tekanan ekonomi, dengan penurunan jumlah lapangan kerja di Oktober dan melemahnya sentimen konsumen ke level terendah dalam tiga setengah tahun pada awal November.
Pelaku pasar kini memperkirakan kemungkinan sebesar 64% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin bulan depan.
Baca Juga: Boeing Dapat Lampu Hijau untuk Tahap Selanjutnya Uji Sertifikasi 777X
Analis Julius Baer, Carsten Menke mempertahankan pandangan positif terhadap emas dan perak, dengan menambahkan bahwa “rasa takut ketinggalan (fear of missing out) masih terasa di tengah kondisi fundamental yang mendukung logam mulia.”
Emas yang tidak memberikan imbal hasil cenderung berkinerja baik di lingkungan suku bunga rendah dan periode ketidakpastian ekonomi.
Selain emas, harga spot perak naik 0,5% menjadi US$50,81 per ons troi, platinum menguat 1% ke US$1.593,11, dan palladium naik 1,3% menjadi US$1.433,36 per ons troi.













