Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Harga emas dunia naik ke level tertinggi dalam lebih dari tiga pekan pada Kamis (13/11/2025), didorong oleh kekhawatiran meningkatnya utang pemerintah Amerika Serikat (AS) serta harapan bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga bulan depan.
Mengutip Reuters, harga spot gold menguat 0,7% ke posisi US$ 4.227,15 per troy ounce pada pukul 08.09 Waktu setempat, tertinggi sejak 21 Oktober. Sementara kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember naik 0,4% menjadi US$4.232,30 per troy ounce.
Analis logam mulia dari InProved, Hugo Pascal, mengatakan reli emas dan perak terjadi seiring penguatan pasar saham, di tengah ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter.
Baca Juga: Cadangan Emas Global Lampaui Surat Utang AS, Apa Artinya?
“Pembukaan kembali pemerintahan AS tidak akan banyak mengubah arah kebijakan, karena hal itu justru diperkirakan menambah beban utang negara,” ujarnya.
Pascal menambahkan, permintaan fisik terhadap emas dan perak masih kuat, sementara indikator ekonomi AS menunjukkan perlambatan pertumbuhan, kondisi yang umumnya menguntungkan harga logam mulia.
Kenaikan harga emas terjadi setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani undang-undang untuk mengakhiri penutupan pemerintahan (government shutdown) selama 43 hari yang menjadi yang terpanjang dalam sejarah AS.
Penutupan itu sempat menunda publikasi data ekonomi penting seperti laporan ketenagakerjaan dan inflasi.
Baca Juga: Goldman Sachs Ungkap 3 Alasan Emas Jadi Safe Haven: Dolar Lemah dan Utang AS Mencekik
Kesepakatan tersebut akan mendanai operasional pemerintah hingga 30 Januari 2026. Namun, pemerintah diperkirakan akan menambah utang hingga US$ 1,8 triliun per tahun, di atas total beban utang yang kini mencapai US$ 38 triliun.
Ketua The Fed Jerome Powell sebelumnya memperingatkan agar tidak terburu-buru melakukan pelonggaran lebih lanjut tahun ini, sebagian karena keterbatasan data ekonomi. Namun, pada bulan lalu The Fed telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 0,25 poin persentase.
Sejumlah ekonom menilai Departemen Tenaga Kerja AS perlu memprioritaskan rilis data ketenagakerjaan dan inflasi bulan November agar The Fed memiliki data terbaru saat rapat kebijakan Desember nanti.
Hasil jajak pendapat Reuters menunjukkan 80% ekonom memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga lagi sebesar 25 basis poin bulan depan.
Baca Juga: Harga Emas Dekati Puncak 3 Pekan, Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed Menguat
Suku bunga yang lebih rendah biasanya mendukung harga emas, karena logam mulia tidak memberikan imbal hasil dan cenderung diminati sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi.
Sepanjang tahun ini, harga emas telah melonjak sekitar 60% dan sempat mencetak rekor tertinggi di US$4.381,21 per troy ounce pada 20 Oktober, didorong kekhawatiran ekonomi dan geopolitik, meningkatnya aliran dana ke ETF berbasis emas, serta ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan.
Di pasar logam mulia lainnya, harga spot silver naik 1,4% ke US$54,14 per troy ounce, mendekati rekor tertinggi yang dicapai pada 17 Oktober. Sementara platinum naik tipis 0,1% menjadi US$ 1.616,29 dan palladium menguat 0,9% ke US$ 1.487,50 per troy ounce.













