Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga gula dunia mencapai titik terendah dalam lebih dari tiga tahun terakhir pada hari Senin (20/1/2025).
Kondisi ini terjadi di tengah berita bahwa India, produsen pemanis terbesar kedua di dunia, akan mengizinkan ekspor gula sebanyak 1 juta metrik ton pada musim saat ini yang berlangsung hingga akhir September.
Reuters melaporkan pada hari Minggu bahwa New Delhi akan mengizinkan ekspor untuk mendukung pabrik gula dan menopang harga lokal, yang telah mengalami tekanan dalam beberapa bulan terakhir.
Meskipun telah ada spekulasi selama berminggu-minggu bahwa ekspor akan diizinkan, keputusan tersebut mengejutkan beberapa pedagang.
Pasalnya, produksi gula musim ini diperkirakan akan turun di bawah konsumsi untuk pertama kalinya dalam delapan tahun.
"Berita tersebut kemungkinan akan terus menekan harga global," kata kepala strategi komoditas ING, Warren Patterson.
Harga gula putih berjangka di bursa ICE, yang digunakan sebagai patokan global, mencapai US$ 470,20 per ton sebelumnya, terendah sejak September 2021.
Baca Juga: Cermati Pasokan Lokal saat Impor Pangan Disetop
Harga tersebut kemudian turun 0,9% pada US$ 474,30, sehingga kerugian tahun ini menjadi lebih dari 5%.
Harga gula berjangka tidak diperdagangkan karena hari libur AS, tetapi ditutup turun 1% pada level 18,22 sen per pon pada hari Jumat.
Menurut perusahaan dagang terkemuka di negara tersebut, produksi gula India dapat turun menjadi sekitar 27 juta ton dari 32 juta ton tahun lalu dan di bawah konsumsi tahunan lebih dari 29 juta ton.
New Delhi tidak mengizinkan ekspor pada musim sebelumnya.
Seorang analis industri gula yang berbasis di Eropa mengatakan kepada Reuters bahwa ia juga memperkirakan India akan memproduksi sekitar 27 juta ton musim ini.
Akan tetapi, salah satu perusahaan dagang terkemuka telah mempromosikan pandangan bahwa output akan jauh lebih tinggi.
Tonton: AS Perketat Sanksi Minyak Rusia, Tiongkok dan India Putar Otak Cari Pasokan Baru
Pabrik gula India memperkirakan produksi musim depan akan pulih.
Harga gula juga tertekan karena kekhawatiran bahwa Thailand mungkin memiliki lebih banyak komoditas untuk dijual karena penghentian ekspor sirup ke China.
Pihak berwenang China telah meminta Thailand untuk memeriksa puluhan pabrik sebelum membuka negosiasi untuk mencabut larangan yang diberlakukan bulan lalu terhadap ekspor sirup gula dan bubuk campuran dari negara Asia Tenggara tersebut.