Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga jual kembali perumahan publik di Singapura, salah satu kota termahal di dunia, naik sebesar 9,6% pada 2024, menurut data awal pemerintah yang dirilis pada Kamis (2/1).
Sebanyak delapan dari 10 warga Singapura tinggal di perumahan publik yang dibangun dan dijual oleh pemerintah.
Dengan pemilu umum yang akan digelar pada 2025, isu keterjangkauan perumahan menjadi perhatian utama di tengah tingginya biaya hidup.
Baca Juga: Daftar 10 Orang Terkaya di Indonesia Tahun 2024
Kenaikan harga ini hampir dua kali lipat dari kenaikan 4,9% pada 2023. Jumlah transaksi unit perumahan publik yang terjual juga meningkat 8% dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada bulan Agustus, pemerintah memperkenalkan langkah-langkah untuk mendinginkan pasar perumahan publik, termasuk menurunkan batas pinjaman pembeli untuk flat bekas dari 80% menjadi 75% dari nilai flat.
Penjualan unit perumahan publik dengan harga lebih dari S$1 juta (sekitar Rp8,3 miliar) terus menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir.
Pemerintah mengimbau masyarakat untuk "berhati-hati" dalam membeli rumah.
"Mereka yang membeli dengan harga tinggi akan lebih terdampak jika harga melemah," ujar otoritas perumahan, seraya menambahkan bahwa kenaikan harga dipicu oleh permintaan yang kuat secara menyeluruh dan keterbatasan pasokan.
Baca Juga: Aktivitas Manufaktur di Sejumlah Negara Asia Melemah Karena Ancaman Tarif Trump
Christine Sun, kepala peneliti di OrangeTee menyebut kenaikan ini disebabkan oleh berkurangnya jumlah unit yang memenuhi syarat untuk dijual, sehingga meningkatkan permintaan.
Pemilik rumah di Singapura diwajibkan untuk tinggal di flat baru selama minimal lima tahun sebelum dapat menjualnya.
Pada 2024, hanya terdapat 11.952 flat yang memenuhi syarat untuk dijual, dibandingkan dengan 30.920 unit pada 2022, menurut OrangeTee.
Sun juga mencatat bahwa peningkatan hibah bagi pembeli pertama flat bekas yang diumumkan pemerintah pada Agustus turut mendorong kenaikan permintaan dan harga.
Pasar properti Singapura telah menentang tren pandemi global dengan harga properti yang terus meningkat.
Baca Juga: Taipan Minyak Singapura OK Lim Resmi Bangkrut, Ini Sosoknya
Harga jual kembali flat publik naik 10,4% pada 2022 dan 12,7% pada 2021.
Sun mengatakan langkah penyejuk tambahan mungkin diterapkan tahun ini.
“Ini bisa terjadi jika volume transaksi kembali naik pada kuartal pertama dan kedua, atau jika lebih banyak flat terjual dengan harga lebih dari S$1 juta,” jelasnya.