Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Harga minyak sedikit bergerak pada awal perdagangan hari ini, karena pelaku pasar menilai kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken ke Timur Tengah untuk membahas tawaran gencatan senjata di wilayah tersebut.
Selasa (6/2) pukul 08.00 WIB, harga minyak berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman April 2024 turun 2 sen ke US$ 77,97 per barel.
Sejalan, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Maret 2024 turun tipis 3 sen ke US$ 72,75.
Kedua kontrak tersebut naik hampir 1% pada hari Senin, naik untuk pertama kalinya dalam empat sesi.
Sentimen pasar datang setelah Blinken yang bertemu dengan penguasa de-facto Arab Saudi pada hari Senin. Warga Palestina berharap kunjungan ini akan mencapai gencatan senjata sebelum ancaman serangan Israel terhadap Rafah, sebuah kota perbatasan di mana sekitar setengah penduduk Jalur Gaza berlindung.
Baca Juga: Bursa Asia Cenderung Melemah di Pagi Ini (6/2), Ini Sentimen yang Menyeretnya
Tawaran gencatan senjata, yang disampaikan kepada Hamas pekan lalu oleh mediator Qatar dan Mesir, menunggu jawaban dari kelompok militan yang mengatakan mereka menginginkan lebih banyak jaminan bahwa hal itu akan mengakhiri perang yang telah berlangsung selama empat bulan.
Di sisi lain, AS melanjutkan kampanyenya melawan Houthi yang didukung Iran di Yaman, yang serangannya terhadap kapal pengapalan telah mengganggu rute perdagangan minyak global.
Di Rusia, dua drone Ukraina menyerang kilang minyak terbesar di selatan negara itu pada hari Sabtu, kata sebuah sumber di Kyiv kepada Reuters. Ini adalah serangan terbaru dari serangkaian serangan jangka panjang terhadap fasilitas minyak Rusia, yang telah mengurangi ekspor nafta Rusia, yang merupakan bahan baku petrokimia.
Pelaku pasar menunggu data industri yang akan dirilis pada hari Selasa mengenai stok minyak mentah AS. Lima analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan rata-rata persediaan minyak mentah naik sekitar 2,1 juta barel dalam sepekan hingga 2 Februari.