Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak bergerak melemah pada perdagangan awal pekan ini. Hal ini memperpanjang penurunan yang terjadi di minggu lalu, karena seorang pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan, Rusia menunjukkan tanda-tanda bersedia melakukan negosiasi substantif atas Ukraina.
Senin (14/3) pukul 05.48 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Mei 2021 turun US$ 1,93 menjadi US$ 110,74 per barel.
Sementara itu, harga minyak mentah jenis WTI untuk kontrak pengiriman April 2022 juga melemah US$ 1,97 menjadi US$ 107,36 per barel.
Invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari, yang disebut Moskow sebagai "operasi khusus", telah mengguncang pasar energi secara global.
Namun, di pekan lalu, Brent ambles 4,8% setelah mencapai level US$ 139,13 pada 7 Maret. Sedangkan harga minyak WTI mencatat penurunan mingguan sebesar 5,7% setelah menyentuh level tertinggi US$ 130,50 pada saat yang sama.
Baca Juga: Tren Bullish Masih Membanyangi Harga CPO pada Tahun Ini
Harga kedua kontrak acuan tersebut, terakhir menyentuh level tertinggi pada tahun 2008 silam. Investor telah khawatir tentang pasar minyak yang lebih ketat setelah invasi Rusia.
Namun, harga turun di pekan lalu karena para pedagang menilai potensi perbaikan prospek pasokan yang telah terganggu oleh invasi Rusia ke Ukraina.
Pelemahan harga minyak di awal pekan ini terjadi setelah Rusia menunjukkan tanda-tanda mungkin bersedia melakukan negosiasi substantif atas Ukraina, bahkan ketika Moskow berniat "menghancurkan" tetangganya. Hal tersebut diungkapkan Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman pada hari Minggu (13/3) waktu setempat.
Pembicaraan Rusia-Ukraina tidak berlangsung pada akhir pekan, tetapi akan berlanjut pada hari ini, juru bicara Rusia Dmitry Peskov mengatakan pada hari Minggu oleh kantor berita RIA.
Peskov membuat komentar setelah penasihat presiden Ukraina Oleksiy Arestovych mengatakan Ukraina dan Rusia secara aktif melakukan pembicaraan pada hari Minggu.
Baca Juga: Harga Batubara Turun Hampir 12% Sepekan, Begini Prediksi Selanjutnya
Rusia mengatakan pada hari Minggu bahwa pihaknya mengandalkan China untuk membantunya menahan pukulan ekonomi dari sanksi Barat atas perang di Ukraina.
Tetapi Amerika Serikat juga memperingatkan Negeri Tirai Bambu itu untuk tidak memberikan bantuan kepada Rusia.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan, yang akan bertemu dengan diplomat top China Yang Jiechi di Roma pada hari hari ini, memperingatkan Beijing akan "benar-benar" menghadapi konsekuensi jika membantu Moskow menghindari sanksi atas perang di Ukraina.