/2025/05/04/1790429962.jpg "Harga Minyak Ditutup Naik 1%, Disokong Sanksi Rusia & Wacana Ketua The Fed Berikutnya")
Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - HOUSTON. Harga minyak mentah ditutup melemah lebih dari 1% setelah sesi yang fluktuatif karena para pedagang mempertimbangkan dampak sanksi Barat terhadap aliran minyak Rusia. Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengatakan bahwa pemerintahannya telah memulai wawancara untuk ketua Federal Reserve (The Fed) berikutnya.
Selasa (18/11/2025), harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Januari 2026 ditutup naik 69 sen atau 1,07% ke US$ 64,89 per barel.
Sejalan, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Desember 2025 naik 83 sen atau 1,39% ke US$ 60,74 per barel.
Minyak mentah WTI sempat naik lebih dari US$ 1 per barel pada perdagangan sore ke level tertinggi sesi di US$ 60,92 per barel setelah Trump mengumumkan wawancara ketua Federal Reserve.
Baca Juga: Terbongkar: China Diam-Diam Jadi Kreditor Terbesar AS Lewat Pinjaman Tersembunyi
Trump telah secara vokal mengkritik Ketua The Fed saat ini, Jerome Powell, karena mempertahankan suku bunga tetap.
"Saya pikir berita ini mendukung pasar karena sudah jelas orang seperti apa yang akan direkrut Trump untuk posisi itu. Hal ini memberikan dorongan yang bersifat risk-on kepada pasar," kata John Kilduff, mitra di Again Capital.
Biaya pinjaman yang lebih rendah biasanya mendorong permintaan minyak dan mendorong harga lebih tinggi.
Departemen Keuangan AS mengatakan sanksi yang dijatuhkan pada bulan Oktober terhadap Rosneft dan Lukoil telah menekan pendapatan minyak Rusia dan diperkirakan akan mengekang volume ekspornya seiring waktu.
"Para pedagang mempertimbangkan dampak dari surplus global yang terus meningkat terhadap sanksi AS yang mengganggu aliran minyak mentah Rusia," kata analis MUFG, Soojin Kim.
Seorang pejabat senior Gedung Putih mengatakan Trump bersedia menandatangani undang-undang sanksi Rusia selama ia memegang wewenang akhir atas implementasinya.
Trump mengatakan pada hari Minggu bahwa Partai Republik sedang menyusun rancangan undang-undang untuk menjatuhkan sanksi kepada negara mana pun yang berbisnis dengan Rusia, dan menambahkan bahwa Iran juga dapat diikutsertakan.
"Undang-undang sanksi Rusia yang mereka ajukan ini adalah jenis sanksi sekunder yang dapat membuat perbedaan nyata. Risiko kehilangan pasokan Rusia bersifat suportif dan "Mendapat perhatian pasar," kata Kilduff.
Baca Juga: Washington Tarik Rudal dari Jepang di Tengah Ancaman Balasan China
Pelabuhan Novorossiysk Rusia melanjutkan pemuatan minyak pada hari Minggu setelah penangguhan dua hari yang dipicu oleh serangan rudal dan pesawat nirawak Ukraina, menurut dua sumber industri dan data yang dikumpulkan oleh LSEG.
Ekspor dari Novorossiysk dan terminal Konsorsium Pipa Kaspia di dekatnya, yang bersama-sama mewakili sekitar 2,2 juta barel per hari, atau sekitar 2% dari pasokan global, dihentikan pada hari Jumat, mendorong harga minyak mentah naik lebih dari 2% pada hari itu.
Harga minyak diperkirakan akan turun hingga tahun 2026, kata Goldman Sachs pada hari Senin, mengutip gelombang pasokan yang membuat pasar tetap surplus. Namun, Goldman Sachs mencatat bahwa Brent dapat naik di atas $70 per barel pada tahun 2026/2027 jika produksi Rusia turun lebih tajam.
Investor sedang menunggu data stok minyak AS dari American Petroleum Institute, yang akan dirilis sekitar pukul 16.30 EDT (21.30).
