/2025/12/01/1940090796.jpg "Harga Minyak Dunia Naik Tipis Rabu (24/12): Brent ke US$62,42 & WTI ke US$58,41")
Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak dunia mencatat kenaikan tipis pada perdagangan Rabu (24/12/2025), melanjutkan penguatan dari sesi sebelumnya.
Kenaikan ini didorong oleh pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang lebih kuat dari perkiraan serta meningkatnya risiko gangguan pasokan dari Venezuela dan Rusia.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 4 sen atau 0,06% ke level US$62,42 per barel pada pukul 01.17 GMT. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menguat 3 sen atau 0,05% menjadi US$58,41 per barel.
Baca Juga: Bursa Asia Naik Rabu (24/12), Reli Komoditas Dorong Emas dan Perak ke Level Tertinggi
Sebelumnya, harga minyak melonjak lebih dari 2% pada Senin, dengan Brent mencatat kenaikan harian terbesar dalam dua bulan terakhir, sementara WTI membukukan penguatan tertinggi sejak 14 November. Tren positif berlanjut pada Selasa dengan kenaikan lebih dari 0,5%.
Data ekonomi AS menjadi salah satu pendorong utama sentimen pasar.
Departemen Perdagangan AS melalui Bureau of Economic Analysis melaporkan bahwa produk domestik bruto (PDB) AS pada kuartal III-2025 tumbuh sebesar 4,3% secara tahunan (annualized), jauh di atas ekspektasi dan menjadi laju pertumbuhan tercepat sejak kuartal III-2023. Pertumbuhan ini terutama ditopang oleh kuatnya belanja konsumen.
“Penguatan harga semalam didukung oleh rilis PDB kuartal III AS yang solid, di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik,” ujar analis IG, Tony Sycamore, dalam catatannya.
Selain faktor ekonomi, risiko gangguan pasokan juga menjadi perhatian pasar.
Baca Juga: Mata Uang Asia Stabil Rabu (24/12) Pagi, Won Korea Selatan Menguat Paling Tajam
Haitong Futures menyebut gangguan ekspor minyak Venezuela sebagai faktor paling signifikan yang menopang sentimen, disusul oleh berlanjutnya serangan Rusia dan Ukraina terhadap infrastruktur energi masing-masing.
Sementara itu, data persediaan minyak AS cenderung diabaikan pasar karena tertutup oleh faktor geopolitik dan ekonomi.
Berdasarkan data American Petroleum Institute (API), persediaan minyak mentah AS naik 2,39 juta barel pada pekan lalu. Stok bensin meningkat 1,09 juta barel, sedangkan persediaan distilat bertambah 685.000 barel.
Badan Informasi Energi AS (EIA) dijadwalkan merilis data resminya pada Senin pekan depan, lebih lambat dari biasanya akibat libur akhir tahun.
Baca Juga: Dolar AS Terpuruk Rabu (24/12), Menuju Kinerja Tahunan Terburuk dalam Dua Dekade
Haitong Futures menilai, dampak libur Desember menyebabkan permintaan produk minyak olahan mencapai puncak sementara, sehingga pasar merespons terbatas terhadap kenaikan persediaan tersebut.
Dari sisi geopolitik, Presiden AS Donald Trump awal bulan ini mengumumkan pemblokiran seluruh kapal tanker minyak yang berada di bawah sanksi AS untuk masuk dan keluar dari Venezuela. Kebijakan ini membuat pemilik kapal bersikap lebih waspada.
Situs pemantau TankerTrackers.com melaporkan bahwa kapal tanker raksasa Kelly berbendera Panama, yang sempat meninggalkan Venezuela dengan muatan minyak pekan lalu, kembali ke perairan Venezuela setelah adanya intersepsi AS terhadap sejumlah tanker.
Lebih dari selusin kapal tanker bermuatan saat ini dilaporkan masih menunggu instruksi di perairan Venezuela, menyusul penyitaan supertanker Skipper oleh otoritas AS awal bulan ini serta penargetan dua kapal tambahan pada akhir pekan lalu.
