kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.814   -35,00   -0,21%
  • IDX 6.445   76,55   1,20%
  • KOMPAS100 925   1,93   0,21%
  • LQ45 725   0,95   0,13%
  • ISSI 202   3,69   1,86%
  • IDX30 378   0,13   0,03%
  • IDXHIDIV20 460   2,21   0,48%
  • IDX80 105   0,15   0,14%
  • IDXV30 112   1,00   0,90%
  • IDXQ30 124   0,24   0,19%

Harga Minyak Lanjut Melemah di Pagi Ini (11/4), WTI Turun ke Bawah US$ 60 Per Barel


Jumat, 11 April 2025 / 09:39 WIB
Harga Minyak Lanjut Melemah di Pagi Ini (11/4), WTI Turun ke Bawah US$ 60 Per Barel
ILUSTRASI. harga minyak acuan kompak lanjut melemah pada pagi ini (11/4)


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Harga minyak lanjutkan pelemahan dan diperkirakan turun untuk minggu kedua karena kekhawatiran perang dagang yang berkepanjangan antara Amerika Serikat dan China, akan menghancurkan konsumsi minyak mentah karena perselisihan yang menghambat pertumbuhan ekonomi.

Jumat (11/4) pukul 09.15 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Juni 2025 turun 31 sen atau 0,5% menjadi US$ 63,02 per barel.

Sementara, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Mei 2025 melemah 36 sen atau 0,6% ke US$ 59,71 per barel. 

Kedua patokan ditutup turun lebih dari US$ 2 pada hari Kamis.

Harga minyak mentah Brent diperkirakan turun 4% di pekan ini, menambah penurunan 11% pada minggu sebelumnya. Sedangkan, harga minyak mentah WTI diperkirakan turun 3,8%, setelah juga turun 11% pada minggu sebelumnya.

Baca Juga: Harga Minyak Ditutup Anjlok 3% Lagi, Perang Dagang AS-China Memanas

Sengketa perdagangan yang berkepanjangan antara AS dan China kemungkinan mengurangi volume perdagangan global dan mengganggu rute perdagangan, dan akhirnya membebani pertumbuhan ekonomi global. 

Sebagai dua konsumen minyak terbesar di dunia, hal itu juga akan berdampak pada konsumsi minyak mentah.

Harga minyak telah "tertekan di tengah kekhawatiran yang terus berlanjut tentang perlambatan ekonomi global," kata Daniel Hynes, ahli strategi komoditas senior di ANZ, dalam sebuah catatan pada hari Jumat. 

Ia menambahkan, bank tersebut memperkirakan bahwa jika pertumbuhan ekonomi global turun di bawah 3%, konsumsi minyak akan turun sebesar 1%.

Perang dagang antara kedua negara adikuasa ekonomi tersebut telah meningkat setelah Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif terhadap China menjadi 145% pada hari Kamis, bahkan setelah mengumumkan jeda tarif yang besar terhadap puluhan mitra dagang pada hari Rabu. 

China, pada gilirannya, telah mengumumkan pungutan impor tambahan atas barang-barang AS, menaikkan tarif mereka menjadi 84% atas barang-barang AS.

Badan Informasi Energi AS pada hari Kamis menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi globalnya dan memperingatkan bahwa tarif dapat membebani harga minyak, karena memangkas perkiraan permintaan minyak AS dan global untuk tahun ini dan tahun depan.

Selanjutnya: Pelaporan SPT Tahunan Baru Mencapai 63,95%

Menarik Dibaca: Resep Tempe Chili Padi yang Pedas dan Simpel untuk Makan Siang



TERBARU

[X]
×