kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.714.000   12.000   0,71%
  • USD/IDR 16.439   11,00   0,07%
  • IDX 6.664   -1,49   -0,02%
  • KOMPAS100 946   -4,86   -0,51%
  • LQ45 742   -5,44   -0,73%
  • ISSI 209   1,40   0,67%
  • IDX30 386   -3,21   -0,82%
  • IDXHIDIV20 463   -4,45   -0,95%
  • IDX80 108   -0,66   -0,61%
  • IDXV30 110   -1,00   -0,90%
  • IDXQ30 127   -0,96   -0,75%

Harga Minyak Ditutup Naik 2%, Brent Kembali ke US$ 70 Per Barel


Kamis, 13 Maret 2025 / 05:46 WIB
Harga Minyak Ditutup Naik 2%, Brent Kembali ke US$ 70 Per Barel
ILUSTRASI. harga minyak Brent dan WTI kompak ditutup menguat


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak ditutup menguat 2% pada hari Rabu (12/3), karena data pemerintah Amerika Serikat (AS) menunjukkan persediaan minyak dan bahan bakar yang lebih ketat dari yang diharapkan. Di sisi lain, investor terus memperhatikan meningkatnya ketakutan akan perlambatan ekonomi AS dan dampak tarif pada pertumbuhan ekonomi global.

Rabu (12/3), harga minyak mentah Brent untuk kontrak pengiriman Mei 2025 ditutup naik US$ 1,39 atau 2% ke US$ 70,95 per barel. 

Sejalan, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman April 2025 ditutup menguat US$ 1,43 atau 2,2%, menjadi US$ 67,68 per barel.

Stok minyak mentah AS naik 1,4 juta barel pada minggu terakhir, menurut data pemerintah AS pada hari Rabu, yang lebih rendah dari perkiraan kenaikan 2 juta barel yang diperkirakan para peramal.

Stok bensin AS turun 5,7 juta barel, dibandingkan dengan perkiraan penurunan 1,9 juta barel. Sementara, stok sulingan juga turun lebih dari yang diperkirakan.

"Minggu ini, produksi minyak lebih kecil dari yang diperkirakan dan penurunan bensin dan solar lebih besar dari yang diperkirakan," kata Josh Young, Chief Investment Officer, Bison Interests. 

Baca Juga: Harga Minyak Ditutup Menguat Tipis, WTI ke US$ 66,25 dan Brent US$ 69,56 Per Barel

"Ini menunjukkan permintaan yang lebih kuat dan dapat mengakibatkan harga minyak naik sebagai hasilnya." 

Dalam beberapa hari terakhir, harga minyak mentah berjangka telah didukung oleh melemahnya dolar AS dan Badan Informasi Energi (EIA) yang menjauh dari seruan sebelumnya tentang pasar minyak yang kelebihan pasokan tahun ini, kata analis UBS Giovanni Staunovo.

Dolar AS melayang mendekati level terendah lima bulan terhadap mata uang utama lainnya, karena para pedagang mencerna tarif balasan AS-UE dan potensi gencatan senjata Rusia-Ukraina.

Indeks dolar AS, yang turun 0,5% ke level terendah baru tahun 2025 pada hari Selasa (11/3), mendorong harga minyak dengan membuat minyak mentah lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.

Namun, tanda-tanda meredanya inflasi memberi investor sedikit kelegaan setelah harga konsumen AS meningkat kurang dari yang diharapkan pada bulan Februari. 

Tetapi, tarif agresif Presiden AS Donald Trump terhadap impor diperkirakan akan menaikkan biaya sebagian besar barang dalam beberapa bulan mendatang. Beberapa telah berlaku dan yang lainnya telah ditunda atau akan mulai berlaku nanti.

Pasar khawatir bahwa tarif dapat menaikkan harga untuk bisnis, meningkatkan inflasi, dan merusak kepercayaan konsumen yang akan berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi.

"Kekhawatiran akan resesi AS, pelemahan pasar saham AS, dan kekhawatiran atas tarif yang memengaruhi pemain minyak utama seperti Tiongkok, menimbulkan ketidakpastian pasar tambahan dan faktor-faktor ini dapat terus memicu sentimen bearish, yang membatasi harga minyak," kata Hassan Fawaz, ketua dan pendiri pialang GivTrade.

Baca Juga: Wall Street Rebound: Indeks S&P 500 dan Nasdaq Ditutup Menguat, Dow Tetap Koreksi

Pada hari Rabu, OPEC mempertahankan perkiraannya untuk pertumbuhan yang relatif kuat dalam permintaan minyak global pada tahun 2025, dengan mengatakan perjalanan udara dan darat akan mendukung konsumsi.

"Kekhawatiran perdagangan diperkirakan akan berkontribusi pada volatilitas karena kebijakan perdagangan terus diumumkan. Namun, ekonomi global diperkirakan akan menyesuaikan diri," kata OPEC dalam laporan tersebut.

OPEC juga menerbitkan angka yang menunjukkan peningkatan produksi sebesar 363.000 barel per hari oleh kelompok OPEC+ yang lebih luas pada bulan Februari, yang dipimpin oleh lonjakan di Kazakhstan yang tertinggal dalam kepatuhannya terhadap kuota produksi OPEC+

Selanjutnya: Penjualan Anjlok! Tesla Terpuruk di Australia & Selandia Baru, Vandalisme Merajalela

Menarik Dibaca: Promo Hokben Ka99et 12-14 Maret, Tokyo Bowl + Mini Shrimp Roll Hanya Rp 9.900


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×