Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak naik pada Jumat (12/9/2025) setelah serangan drone Ukraina menghentikan pemuatan dari pelabuhan terbesar di Rusia barat, tetapi kenaikannya dibatasi oleh kekhawatiran tentang permintaan AS.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent berjangka ditutup pada US$ 66,99 per barel, naik 62 sen, atau 0,93%. Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS ditutup pada harga US$ 62,69, naik 32 sen, atau 0,51%.
Pada awal perdagangan, minyak mentah bereaksi terhadap serangan pesawat nirawak di pelabuhan Primorsk di barat laut Rusia, yang menyebabkan penghentian operasi pemuatan minyak semalam, kata seorang pejabat dari dinas keamanan SBU Ukraina.
Baca Juga: Minyak Dunia Lanjut Melemah Jumat (12/9) Pagi, Brent ke US$ 66,07 & WTI ke US$ 62,06
"Serangan-serangan terhadap infrastruktur energi Rusia tersebut berpotensi menurunkan ekspor minyak mentah dan produk olahan Rusia," kata analis UBS Giovanni Staunovo.
Namun, di kemudian hari, keuntungan menyusut karena para pedagang terus berfokus pada laporan pekerjaan AS yang direvisi yang dirilis awal pekan ini bersamaan dengan angka inflasi yang lebih tinggi.
"Data ekonomi tidak mendukung reli," kata John Kilduff, mitra di Again Capital.
"Bobot keseluruhan turun dan trennya bearish."
Perekonomian AS kemungkinan menciptakan 911.000 lapangan kerja lebih sedikit dalam 12 bulan hingga Maret dibandingkan perkiraan sebelumnya, kata Departemen Tenaga Kerja AS pada hari Selasa.
Departemen tersebut mengatakan pada hari Kamis bahwa indeks harga konsumen naik 0,4% pada bulan Agustus, kenaikan terbesar sejak Januari, setelah naik 0,2% pada bulan Juli.
Pasar juga mencermati sanksi atau tarif dari pemerintahan Trump yang bertujuan mengurangi penggunaan minyak mentah Rusia oleh India dan China.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun 2% Tertekan Kelebihan Pasokan dan Kekhawatiran Permintaan AS
"Jika tarif ke India dan China berpotensi merugikan ekspor, maka kita akan melihat minyak mentah Rusia keluar dari pasar," kata Kilduff.
Harga acuan Brent dan WTI masing-masing turun 1,7% dan 2% pada hari Kamis. Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan pada hari Kamis bahwa pasokan minyak global akan meningkat lebih cepat dari yang diperkirakan tahun ini karena rencana peningkatan produksi oleh kelompok OPEC+ yang terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu seperti Rusia, menurut sebuah laporan lembaga tersebut.
Namun, laporan OPEC sendiri pada hari yang sama tidak mengubah perkiraannya yang relatif tinggi untuk pertumbuhan permintaan minyak tahun ini dan tahun depan, dengan mengatakan bahwa ekonomi global mempertahankan tren pertumbuhan yang solid.
Di sisi pasokan, operator pelabuhan swasta terbesar India, Adani Group, telah melarang kapal tanker yang dikenai sanksi oleh negara-negara Barat memasuki semua pelabuhannya, menurut tiga sumber kepada Reuters dan dokumen menunjukkan hal tersebut. Larangan ini berpotensi membatasi pasokan minyak Rusia.
India adalah pembeli terbesar minyak Rusia yang diangkut melalui laut, sebagian besar dikirim dengan kapal tanker yang dikenai sanksi oleh Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Inggris.
