kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Naik Tipis, Didorong Pembelian Cadangan Strategis AS


Senin, 11 Desember 2023 / 09:20 WIB
Harga Minyak Naik Tipis, Didorong Pembelian Cadangan Strategis AS
ILUSTRASI. harga minyak kembali membara di pagi ini (11/12)


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak naik tipis di awal perdagangan sesi Asia di awal pekan ini. Kenaikan ini memperpanjang penguatan untuk sesi kedua karena upaya Amerika Serikat (AS) untuk menambah cadangan strategis.

Senin (11/12) pukul 08.45 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Februari 2024 naik 11 sen atau 0,2% menjadi US$ 75,95 per barel.

Sejalan, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Januari 2024 juga naik 0,1% ke US$ 71,30 per barel.

Kedua kontrak tersebut melonjak lebih dari 2% pada hari Jumat tetapi jatuh untuk minggu ketujuh berturut-turut, penurunan mingguan terpanjang sejak 2018, di tengah kekhawatiran kelebihan pasokan yang masih ada.

Pelemahan harga baru-baru ini menarik permintaan dari AS, yang telah mencari hingga 3 juta barel minyak mentah untuk Cadangan Minyak Strategis (SPR) untuk pengiriman pada bulan Maret 2024.

“Kami tahu Pemerintahan Biden sedang mencari cara untuk mengisi ulang SPR, yang akan memberikan dukungan,” kata analis IG Tony Sycamore dalam sebuah catatan, menambahkan bahwa harga juga didukung oleh indikator grafik teknis.

Baca Juga: Harga Minyak Turun Senin (11/12) Pagi, Investor Ragu Arab Saudi Bisa Topang Harga

Di sisi lain OPEC+, telah berjanji untuk mengurangi 2,2 juta barel per hari (bph) pada kuartal pertama, investor tetap skeptis bahwa pasokan akan turun, dengan pertumbuhan output di negara-negara non-OPEC terlihat mengarah ke penurunan.

RBC Capital memperkirakan penarikan stok sebesar 700.000 barel per hari pada semester pertama tetapi hanya 140.000 barel per hari untuk setahun penuh.

Sementara itu, data indeks harga konsumen terbaru dari Tiongkok, importir minyak terbesar dunia, menunjukkan meningkatnya tekanan deflasi karena lemahnya permintaan domestik menimbulkan keraguan terhadap pemulihan ekonomi.

Para pejabat Tiongkok berjanji pada hari Jumat bahwa mereka akan memacu permintaan domestik dan mengkonsolidasikan serta meningkatkan pemulihan ekonomi pada tahun 2024.

Minggu ini, investor mengamati panduan kebijakan suku bunga dari pertemuan lima bank sentral, termasuk Federal Reserve, dan data inflasi AS, mengenai dampaknya terhadap perekonomian global dan permintaan minyak.




TERBARU

[X]
×