kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Harga produsen China turun untuk pertama kalinya dalam tiga tahun


Jumat, 09 Agustus 2019 / 11:02 WIB
Harga produsen China turun untuk pertama kalinya dalam tiga tahun


Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Harga produsen pabrik China pada bulan Juli turun untuk pertama kalinya dalam tiga tahun. Angka yang baru dirilis ini memicu kekhawatiran deflasi dan memberi tekanan pada China untuk meluncurkan lebih banyak stimulus.

Penurunan harga barang produsen ini ditengarai karena ekonomi melambat di tengah perang dagang yang semakin intensif dengan Amerika Serikat (AS). Dengan permintaan yang melambat di dalam dan luar negeri, produsen China harus menurunkan harga untuk mempertahankan pangsa pasar, menekan margin dan menghambat investasi baru yang diperlukan untuk mengembalikan perekonomian.

Turunnya harga minyak mentah, bijih besi dan bahan baku lainnya juga berperan dalam penurunan harga produsen ini.

Baca Juga: Berkat perang dagang, Vietnam jadi pemasok komponen Samsung

Biro Statistik Nasional (NBS) melaporkan, indeks harga produsen China (PPI) turun 0,3% dari tahun sebelumnya pada bulan Juli. Angka penurunan ini lebih besar daripada prediksi polling Reuters yang meramalkan penurunan hanya 0,1%. Bulan lalu, PPI stagnan di 0% secara tahunan. 

Ini adalah kontraksi pertama secara tahunan sejak Agustus 2016. "Lemahnya permintaan mulai berdampak pada ekspektasi pada sisi produksi," kata analis Zou Qiang dari Everbright Pramerica Fund Management dalam sebuah catatan yang dikutip Reuters

Baca Juga: Perang mata uang, patutkah investor cemas? .

Zou memperkirakan, kontraksi harga akan memburuk dalam beberapa bulan mendatang. Ini dipicu oleh pembatasan yang lebih ketat pada sektor properti. Regulator mencoba mengendalikan risiko utang.

Inflasi produsen di negara-negara besar lainnya seperti AS dan Jerman akhir-akhir ini juga mengecewakan. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang daya tahan permintaan global. Pasalnya, perang dagang AS-China diramalkan akan semakin lama dan lebih mahal.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×