Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Sejumlah industri yang mencatat penurunan harga pabrik paling tajam antara lain industri ekstraksi minyak dan gas yang turun 8,3%. Industri manufaktur kertas dan produk kertas juga turun 7,1% dari tahun sebelumnya.
Perusahaan pemrosesan energi seperti kilang minyak dan produsen bahan kimia juga mengalami penurunan harga. Sementara harga untuk beberapa bahan bangunan utama seperti tulangan baja pun turun karena suhu tinggi dan proyek-proyek konstruksi terhenti karena hujan.
Baca Juga: Waduh, pelemahan yuan berpotensi menyulitkan Indonesia
Inflasi konsumen menanjak
Data yang dirilis Jumat (9/8) ini juga menunjukkan inflasi konsumen China naik ke level tertinggi dalam 17 bulan pada Juli. Kenaikan terutama didorong oleh lonjakan harga daging babi dan protein lain karena merebaknya demam babi Afrika yang berkepanjangan dan cuaca kering di daerah-daerah penghasil buah.
Indeks harga konsumen (CPI) naik 2,8% dari tahun sebelumnya. Angka ini sedikit lebih tinggi dari ekspektasi dan CPI bulan Juni.
Baca Juga: Pertumbuhan ekonomi diramal bakal loyo sampai akhir 2019
Inflasi makanan meningkat pada laju tercepat sejak Januari 2012. Indeks harga makanan naik 9,1% secara tahunan, naik dari 8,3% pada Juni. Harga buah melonjak 39,1% dan harga daging babi melonjak 18,2%.
Pada basis bulanan, CPI tumbuh 0,4% di Juli setelah turun 0,1% di Juni.
Inflasi konsumen inti yang tidak termasuk makanan dan bahan bakar hanya sebesar 1,3% secara tahunan.