Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Harga rumah di Australia pada bulan Agustus mengalami kenaikan tertinggi sejak 2017 pada bulan Agustus. Hal ini terjadi di saat pasar properti di Sydney dan Melbourne masih terpukul.
Dilansir dari South China Morning Post, lonjakan harga rumah ini menandai berakhirnya penurunan yang konstan selama dua tahun terakhir. Kondisi tersebut turut menggerogoti kepercayaan rumah tangga dan merusak konsumsi serta perekonomian Australia.
Baca Juga: Jika punya pilihan, Pemimpin Hong Kong siap mundur
Pertumbuhan ekonomi Australia di semester I 2019 ini diperkirakan akan berada di angka 1,4% yang merupakan laju tahunan paling lambat dalam satu dekade.
Kebangkitan harga juga bisa menjadi berkah bagi sektor konstruksi, yang telah melihat penurunan tajam dalam persetujuan kredit rumah baru, terutama untuk rumah tapak.
Data dari konsultan properti CoreLogic menunjukkan harga rumah di ibu kota Australia naik 1% pada Agustus, sementara secara rata-rata nasional adalah naik 0,8%.
Baca Juga: Efek AS dan China berlakukan tarif baru, harga minyak tergelincir
Kenaikan harga ini adalah yang terbesar sejak April 2017, dan kenaikan pertama di pasar nasional sejak Oktober tahun pada tahun yang sama.
Meski begitu, harga properti di Sydney masih turun 6,9% secara tahunan. Sementara harga perumahan di Melbourne turun 6,2%.
"Peningkatan harga yang signifikan selama sebulan terjadi sejalan dengan peningkatan yang konsisten dalam tingkat izin lelang dan jumlah pembeli," kata direktur penelitian CoreLogic, Tim Lawless.
Reserve Bank of Australia (RBA) memangkas suku bunga di bulan Juni dan Juli ke level terendah sepanjang masa dan telah berjanji untuk melakukan lebih banyak kebijakan jika diperlukan.
Baca Juga: Perang dagang makin sulit ditebak ujungnya
Pasar sendiri telah bertaruh suku bunga akan kembali dipangkas menjadi 0,5% pada bulan Maret tahun depan.
