Sumber: Bloomberg | Editor: Dikky Setiawan
AUCKLAND.Harga susu bubuk dunia melonjak 25% tertinggi sepanjang satu tahun terakhir akibat meningkatnya permintaan dan melambatnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara produsen susu utama. Demikian hal itu diumumkan oleh manajamen Fonterra Cooperative Group Ltd, eksportir susu terbesar di dunia.
Susu bubuk untuk pengiriman November melonjak ke posisi US$ 2.872 per metrik ton pada lelang kemarin, ungkap manajemen Fonterra yang berbasis di Auckland melalui email kepada Bloomberg.
Berdasarkan data di web site perdagangan GlobalDairy, harga itu merupakan yang tertinggi sejak September tahun lalu, dimana harga pada bulan berikutnya dijual US$ 3.193 per ton.
Susu bubuk untuk pengiriman Desember sampai Februari naik 23% ke level $ 2.847 per ton pada malam terakhir penjualan. Sementara susu bubuk untuk pengiriman Maret hingga Mei dibanderol US$ 2.861 per ton, naik 25%. Harga rata-rata di semua kontrak naik 24% menjadi US$ 2.858.
Fonterra menyumbang sekitar 40% dari total perdagangan global di pendistribusian mentega, susu bubuk dan keju. "Ada permintaan yang jauh lebih tinggi dari yang kita lihat di waktu sebelumnya," kata Kelvin Wickham, Managing Director Fonterra Unit Perdagangan Global. "Ada banyak pihak yang berpartisipasi dalam pesta ini, dan mereka jelas merasa nyaman dengan meningkatnya pembelian pada level harga ini."
Pada Juli lalu, harga susu bubuk merosot ke posisi US$ 1.841 per ton, terendah sejak Januari 2004 akibat pengeluaran konsumen merosot lebih cepat daripada langkah produsen mengurangi pasokan. "Meskipun harga telah berada pada posisi yang tidak stabil, laju keuntungan dalam dua bulan terakhir tak terduga dan menunjukkan pasar akan tetap stabil," kata Wickham.
Wickham menambahkan, pengurangan produksi susu di AS, kekeringan di India dan bagian Asia, serta lambatnya musim baru di New Zealand, semuanya akan berkontribusi pada sebuah reli yang digerakkan oleh sentimen. "Persediaan susu di Australia dan Selandia Baru semakin ketat," katanya.