Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga tembaga bergerak stabil di atas US$ 10.000 per ton pada Senin (15/9/2025), menyeimbangkan sentimen dari data ekonomi China yang lemah dengan harapan stimulus dan pemangkasan suku bunga di AS.
Melansir Reuters, kontrak tembaga acuan tiga bulan di London Metal Exchange (LME) naik tipis 0,1% ke US$ 10.073 per ton, setelah sempat menyentuh US$ 10.101, mendekati level tertinggi lima bulan US$ 10.126 pada Jumat lalu.
Di Shanghai Futures Exchange (SHFE), kontrak tembaga yang paling aktif diperdagangkan naik 0,4% menjadi 81.000 yuan (US$ 11.371,77) per ton.
Baca Juga: Harga Tembaga LME Turun 0,25% ke US$9.988/Ton pada Kamis (11/9)
Data terbaru menunjukkan pertumbuhan produksi pabrik dan penjualan ritel China pada Agustus melambat ke level terlemah sejak tahun lalu, menambah tekanan bagi Beijing untuk meluncurkan stimulus lebih lanjut.
Ole Hansen, Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank, mengatakan, “Tema minggu ini adalah stimulus, baik di China menyusul data yang kurang menggembirakan, maupun di AS dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga akhir minggu ini.”
The Fed diperkirakan memangkas suku bunga 25 basis poin setelah serangkaian laporan pasar tenaga kerja yang lemah.
Investor juga mengamati negosiasi AS-China di Madrid, termasuk divestasi TikTok oleh pemilik China, Bytedance, dalam konteks pembicaraan tarif dan kebijakan ekonomi yang lebih luas.
Baca Juga: Ekspor Konsentrat Tembaga Masuki Masa Tenggat, Freeport Tunggu Hasil Evaluasi ESDM
Sejak awal tahun, harga tembaga LME sudah naik 14%, namun sulit menembus level psikologis US$ 10.000 secara signifikan.
Hansen menyoroti adanya double-top formation pada harga LME, berdasarkan puncak US$ 10.164,50 pada Maret dan US$ 10.158 pada September tahun lalu.
Selain tembaga, logam lain juga bergerak mixed: Aluminium naik 0,2% ke US$ 2.694 per ton, mencapai level tertinggi sejak 29 Juli di US$ 2.705.
Sedangkan, nikel bertambah 0,5% ke US$ 15.460, timbal turun 0,6% ke US$ 2.005,50, timah turun 0,7% ke US$ 34.725, dan seng melemah 0,2% ke US$ 2.950,50.