Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - FUKUSHIMA. Bulan Maret tahun 2011 jadi bulan yang berat bagi Jepang. Pada tanggal 11 Maret 2011, gempa terbesar yang pernah tercatat di Jepang mengguncang wilayah Tohoku, timur laut pulau Honshu.
Belum cukup sampai di situ, gempa berkekuatan 9 SR juga membuat kerusakan yang cukup parah pada PLTN Fukushima Daiichi. Dalam waktu beberapa hari, tiga reaktor nuklir utama meledak.
Ledakan nuklir Fukushima dianggap sebagai bencana nuklir terburuk kedua dalam sejarah. Bencana ini memaksa hingga 154.000 orang untuk dievakuasi.
Baca Juga: Sukses di kapal perang, Rusia uji coba rudal hipersonik Tsirkon dari kapal selam
Dikutip dari History.com, selama keadaan darurat berlangsung masing-masing dari tiga reaktor nuklir yang beroperasi di PLTN Fukushima berhasil ditutup, tetapi daya cadangan dan sistem pendingin gagal. Akibatnya, panas yang tersisa membuat batang bahan bakar di ketiga reaktor nuklir mulai meleleh.
Di tengah kekacauan pasca gempa bumi dan tsunami yang juga melanda, Reaktor 1 dan 3 meledak. Masing-masing pada 12 dan 14 Maret. Pemerintah kemudian mengevakuasi semua orang dalam radius 20 km.
Ledakan berikutnya terjadi di Reaktor 2 pada 15 Maret dan disebut melepaskan lebih banyak radiasi. Petugas keamanan menggunakan helikopter, meriam air, dan pompa air laut untuk mendinginkan reaktor yang terlalu panas.
Dampak dari ledakan reaktor nuklir Fukushima masih terus dirasakan hingga beberapa bulan setelahnya. Pemerintah Jepang saat itu akhirnya mengevakuasi semua penduduk dalam radius 30 km dari pusat PLTN.
Baca Juga: Terobosan besar, China dan Rusia akan membangun stasiun penelitian ilmiah di bulan
Tidak ada korban jiwa akibat ledakan nuklir tersebut, namun Jepang tetap menerima pukulan hebat karena lebih dari 18.000 orang yang kehilangan nyawa akibat gempa bumi dan tsunami.
Beberapa tahun berlalu, mulai banyak penduduk yang diizinkan kembali ke tempat tinggal mereka yang ada di sekitar PLTN. Meskipun begitu, zona aman seluas 371 kilometer persegi masih ada.
Pada tahun 2018 lalu pemerintah Jepang mengumumkan kematian pertama akibat radiasi nuklir Fukushima. Seorang mantan pekerja pabrik yang bertugas selama penanganan krisi jadi korbannya.
Hingga saat ini ledakan nuklir Fukushima masih dianggap sebagai bencana nuklir terbesar kedua di dunia setelah insiden Chernobyl tahun 1986.