kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harta pendiri Facebook, Mark Zuckerberg hilang Rp 102 triliun, ada apa?


Minggu, 28 Juni 2020 / 10:44 WIB
Harta pendiri Facebook, Mark Zuckerberg hilang Rp 102 triliun, ada apa?
ILUSTRASI. Facebook Chairman and CEO Mark Zuckerberg testifies in front of a projection of a 'Zuck Buck' at a House Financial Services Committee hearing examining the company's plan to launch a digital currency on Capitol Hill in Washington, U.S., October 23, 2019.


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - New York. Aksi boikot sejumlah perusahaan pengiklan terbesar pada platform Facebook membuat saham raksasa media sosial tersebut anjlok. Akhirnya, kekayaan CEO dan pendiri Facebook Mark Zuckerberg pun terkikis.

Dilansir dari Business Insider, Minggu (28/6/2020), harta pendiri Facebook Mark Zuckerberg raib US$ 7,21 miliar atau setara sekira Rp 102,6 triliun (kurs Rp 14.240 per dollar AS) pada Sabtu (27/6/2020) waktu setempat.

Baca juga: Berapa gaji Ahok sebagai komisaris Pertamina? 

Adapun saham Facebook merosot lebih dari 8% pada penutupan perdagangan Jumat (26/6/2020) waktu setempat, sebagai dampak boikot iklan di media sosial itu. Coca-Cola adalah pengiklan teranyar yang mendukung kampanye bertajuk #StopHateforProfit yang digencarkan oleh kelompok aktivis hak asasi manusia AS.

CEO Coca-Cola James Quincey menyatakan, pihaknya akan menghentikan seluruh iklan di media sosial selama 30 hari sambil memikirkan ulang kebijakan perusahaan. "Tidak ada tempat untuk rasisme di dunia dan tidak ada tempat untuk rasisme di media sosial," tulis Quincey dalam laman resmi Coca-Cola.

"The Coca-Cola Company akan menghentikan iklan berbayar di seluruh media sosial secara global selama setidaknya 30 hari. Kami akan memanfaatkan waktu ini untuk mempelajari kembali kebijakan iklan kami guna mempertimbangkan apakah revisi dibutuhkan. Kami juga mengharapkan akuntabilitas dan transparansi yang lebih besar dari mitra-mitra media sosial kami," imbuh Quincey.

Kampanye #StopHateforProfit diluncurkan pada 9 Juni 2020 pasca kematian George Floyd oleh petugas kepolisian Minneapolis, AS dan menimbulkan gelombang protes di seluruh dunia. Adapun Facebook menolak untuk menghapus unggahan Presiden AS Donald Trump, yang mengancam bakal menerapkan tindakan kekerasan kepada para pengunjuk rasa.

Kampanye tersebut mendesak para pengiklan-pengiklan besar untuk memikirkan kembali belanja iklan mereka di Facebook sampai media sosial itu memiliki kebijakan yang lebih ketat.   

Baca juga: Mobil Ayla di Jakarta diskon hingga Rp 15 juta, jangan dilewatkan! 

Perusahaan besar seperti Unilever, Hershey Co, North Face, Verizon, dan lain-lain memutuskan untuk menunda atau membatalkan iklan mereka di Facebook dan platform-platform media sosial lainnya. Iklan menyumbang hampir 100% pendapatan Facebook. Adapun berdasarkan data Forbes, harta pendiri Facebook Mark Zuckerberg mencapai US$ 79,7 miliar atau setara sekira Rp 1.134 triliun.

(Sakina Rakhma Diah Setiawan)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gara-gara Coca-Cola, Kekayaan Mark Zuckerberg Lenyap Rp 102,6 Triliun", 




TERBARU

[X]
×