kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Hong Kong akan kembali menggelar aksi unjuk rasa Tahun Baru besar-besaran


Jumat, 27 Desember 2019 / 09:31 WIB
Hong Kong akan kembali menggelar aksi unjuk rasa Tahun Baru besar-besaran
ILUSTRASI. Warga Hong Kong . REUTERS/Kim Hong-Ji


Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Para pengunjuk rasa anti-pemerintah Hong Kong pada hari Kamis mengakhiri aksi demonstrasi Natal selama tiga hari beruntun dan konfrontasi dengan polisi yang menyebabkan lebih dari 310 orang ditangkap secara total. Kendati demikian, mereka berjanji untuk kembali turun ke jalan-jalan demi melakukan aksi massa pada 1 Januari 2020.

Pemerintah mengeluarkan tiga pernyataan keras dalam 24 jam terakhir untuk menolak tuduhan media Barat dan kelompok aktivis terkait "kebrutalan polisi" dan "penindasan negara", setelah gas air mata dan semprotan merica digunakan pada Malam Natal, Hari Natal, dan Boxing Day untuk membubarkan para pengunjuk rasa. Pada saat yang bersamaan, pengunjuk rasa melakukan aksi kekerasan dan vandalisme selama demonstrasi "belanja" yang kacau di mal-mal di seluruh kota.

Baca Juga: Demi keamanan, Hong Kong absen selenggarakan pesta kembang api untuk sambut 2020

Polisi anti huru-hara turun ke jalan pada hari Kamis, di mana petugas menyemprotkan pewarna biru dan menundukkan beberapa pengunjuk rasa di Tai Po ketika sekelompok pengunjuk rasa lainnya juga berkumpul di Causeway Bay, Mong Kok, Tsim Sha Tsui dan Tuen Mun.

Polisi mengatakan mereka telah menangkap lebih dari 310 pelaku unjuk rasa dalam rentang waktu Selasa hingga Kamis, 165 orang di antaranya ditangkap pada Malam Natal, termasuk 105 di dekat markas besar pasukan di Wan Chai, karena dicurigai ikut serta dalam majelis ilegal.

Baca Juga: Apakah di 2020 akan terjadi api dan amarah jilid 2 antara AS dengan Korut?

Seorang pengunjuk rasa berusia 19 tahun terluka setelah melompati pagar dari lantai satu ke lantai dasar pusat perbelanjaan Yoho di Yuen Long untuk menghindari penangkapan pada hari itu.

Pihak kepolisian Hong Kong juga mengunggah postingan di Facebook pada Kamis pagi, memperingatkan bahwa "senjata api telah dipasok ke dalam komunitas".

"Jika anggota masyarakat menemukan benda-benda seperti pistol atau senapan atau alat-alat lain yang mencurigakan, silakan segera pergi dan membuat laporan kepada polisi ketika situasinya memungkinkan," tulis postingan itu.

Pemerintah Hong Kong juga membalas tuduhan bahwa hak-hak pengunjuk rasa  dilanggar dengan penggunaan kekuatan yang berlebihan.

Baca Juga: Malam Natal kelabu di Hong Kong: Bentrokan pecah, polisi tembakkan gas air mata

“Kekerasan memang meningkat dalam beberapa pekan terakhir, termasuk tindakan serius yang membahayakan keselamatan publik dan ketertiban umum dengan memblokir jalan, melumpuhkan lalu lintas, mengatur barikade, melakukan pembakaran, merusak toko-toko dan fasilitas kereta api, melemparkan batu bata, melemparkan bom bensin, secara mencolok menyerang petugas polisi,” kata seorang juru bicara.

“Penggunaan senjata mematikan termasuk bom molotov, ketapel dengan bantalan bola baja, alat peledak, bom, busur dan anak panah telah digunakan oleh pengunjuk rasa radikal yang datang dengan peralatan keamanan lengkap seperti helm, perisai, kacamata, respirator, masker, pelindung tubuh penuh dan pelindung gigi.

Baca Juga: Maskapai Hong Kong hadapi dua masalah serius, PHK dan bangkrut

Persiapan semacam itu merupakan indikasi niat mereka untuk melancarkan protes keras dan secara langsung menghadapi dan menyerang petugas polisi, yang mengurangi efektivitas dan efisiensi tingkat kekuatan yang lebih rendah yang tersedia bagi polisi melalui senjata anti huru hara yang standar.

Pemimpin Hong Kong yang diperangi, Kepala Eksekutif Carrie Lam Cheng Yuet-ngor, juga mengunggah postingan di Facebook  pada hari Rabu yang menuding pengunjuk rasa merusak perayaan Natal.

Baca Juga: Tingkat kesabaran investor asing di Hong Kong mulai menipis

Perlawanan berlanjut pada Boxing Day, dengan puluhan aktivis bertopeng berbaris melalui Tai Po Mega Mall sekitar pukul 13:30, mendorong banyak toko untuk tutup.
Polisi menahan setidaknya dua pria di luar mal dan lebih banyak di dalam. Sementara seorang petugas terlihat menyemprotkan semprotan merica berwarna biru pada seorang wanita dari jarak dekat.



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×